Perseteruan antara Korea Utara dan Korea Selatan makin memanas, ketika Kamis (20/8) Korea Utara menembakkan rudal ke Korsel. Tembakan rudal itu sebagai bentuk reaksi Korut terhadap Korsel mengenai isu-isu Korut dan menjelek-jelekkan Kim Jong Un.
Korsel pun langsung balas tembakan itu dengan melesakkan rentetan 29 peluru artileri. Meski rentetan peluru itu menggema, kedua belah pihak mengatakan tidak ada korban atau kerusakan di wilayah mereka. Tembakan itu sebagai indikasi tembakan peringatan dan tidak dimaksudkan untuk menimbulkan bahaya.
"Sebenarnya diantara keduanya tidak ada pihak yang ingin berada dalam peperangan," kata para analis. Tapi Jong Un telah mengancam untuk menginjakkan kaki di tanah Korsel dan mulai berperang malam ini jika Korsel tidak menghentikan pemberitaan negatif tentang Korut dan Jong Un.
Yang Moo-jin, profesor di Universitas Studi Korea Utara di Seoul mengatakan, "Fakta bahwa kedua belah pihak yang mengatakan tembakan itu tidak merusak apa-apa berarti secara tidak langsung mereka tidak ingin menyebarkan kabar adanya bentrokan bersenjata. Sebenarnya, selalu ada kesempatan untuk perang tetapi kesempatan itu sangat rendah."
"Penembakan yang datang dari Korut itu hanya menuntut Korsel untuk mengakhiri siaran atau menghadapi aksi militer Korut dan tembakan tadi hanya sebuah ancaman untuk menindaklanjuti kasus yang jarang terjadi ini," lanjutnya.
Korut telah mengirim surat ultimatum kepada Kementerian Pertahanan Korea Selatan untuk menghentikan siaran. Korsel diberi waktu hingga 48 jam dan batas waktu untuk wilayah Korsel adalah pukul 5 sore besok Sabtu (22/8). Memang sejak tahun 1950-1953 perang diantara keduanya telah berakhir, namun tidak pernah ada perdamaian. Pyongyang dan Seoul selalu memiliki cara pandang yang berbeda. (metro.co.uk)
Korsel pun langsung balas tembakan itu dengan melesakkan rentetan 29 peluru artileri. Meski rentetan peluru itu menggema, kedua belah pihak mengatakan tidak ada korban atau kerusakan di wilayah mereka. Tembakan itu sebagai indikasi tembakan peringatan dan tidak dimaksudkan untuk menimbulkan bahaya.
"Sebenarnya diantara keduanya tidak ada pihak yang ingin berada dalam peperangan," kata para analis. Tapi Jong Un telah mengancam untuk menginjakkan kaki di tanah Korsel dan mulai berperang malam ini jika Korsel tidak menghentikan pemberitaan negatif tentang Korut dan Jong Un.
Yang Moo-jin, profesor di Universitas Studi Korea Utara di Seoul mengatakan, "Fakta bahwa kedua belah pihak yang mengatakan tembakan itu tidak merusak apa-apa berarti secara tidak langsung mereka tidak ingin menyebarkan kabar adanya bentrokan bersenjata. Sebenarnya, selalu ada kesempatan untuk perang tetapi kesempatan itu sangat rendah."
"Penembakan yang datang dari Korut itu hanya menuntut Korsel untuk mengakhiri siaran atau menghadapi aksi militer Korut dan tembakan tadi hanya sebuah ancaman untuk menindaklanjuti kasus yang jarang terjadi ini," lanjutnya.
Korut telah mengirim surat ultimatum kepada Kementerian Pertahanan Korea Selatan untuk menghentikan siaran. Korsel diberi waktu hingga 48 jam dan batas waktu untuk wilayah Korsel adalah pukul 5 sore besok Sabtu (22/8). Memang sejak tahun 1950-1953 perang diantara keduanya telah berakhir, namun tidak pernah ada perdamaian. Pyongyang dan Seoul selalu memiliki cara pandang yang berbeda. (metro.co.uk)
0 comments:
Post a Comment