Aksi mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Arraniry Banda Aceh mengibarkan bendera bulan bintang di tiang depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) urung dilakukan. Seorang polisi yang bertugas menjaga gedung DPRA terpaksa melepas tembakan ke udara untuk mencegah aksi tersebut.
Puluhan mahasiswa yang mengenakan almamater biru awalnya berorasi di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh, Sabtu (15/8/2015). Mereka ikut membawa bendera merah putih dan bintang bulan. Di sana, mereka berorasi sembari membagi-bagikan uang mainan.
Uang mainan tersebut sengaja dibagikan kepada pengguna jalan untuk menyindir pemerintah Aceh yang tidak menepati janji semasa kampanye. Aksi ini menarik perhatian warga dan tidak mendapat pengawalan dari aparat kepolisian.
Setelah beroasi di sana sekitar 10 menit, mahasiswa kemudian berlari ke gedung DPRA yang berjarak sekitar 500 meter. Mereka ikut membawa bendera bulan bintang dan bendera merah putih.
Saat tiba di depan DPRA, gerbang utama terlihat terkunci. Mahasiswa satu persatu memanjat pagar dan menuju sebuah tiang. Di sana, terdapat dua tiang bendera. Satu diperuntukkan untuk bendera merah putih, satu lagi rencananya untuk mengibarkan bendera Aceh.
Karena letak tali yang agak tinggi, seorang mahasiswa memanjat. Setelah tali diraih, mereka selanjutnya mengikat selembar bendera yang dibawa. Tapi dua polisi yang bertugas menjaga gedung DPRA mencoba mencegah.
Seorang polisi yang melihat bendera sudah diikat mengokang senjata. Dan tiba-tiba sekitar pukul 15.05 WIB, suara letusan senjata laras panjang terdengar satu kali. Mahasiswa langsung turun dan berorasi di depan gedung.
"Sekarang pemerintah Aceh selalu hanya bicara masalah bendera saja. Hari ini kami mau kibarkan agar masalah bendera ini bisa kami pikirkan dan pemerintah bisa memajukan Aceh," kata Ketua BEM UIN Arraniry, Sayed Fuadi Fajar Ramadan dalam orasinya.
Menurutnya, setelah 10 tahun damai masih banyak persoalan yang terjadi di Aceh sekarang. Seharusnya, dengan dana yang melimpah pemerintah Aceh mampu melakukan pembangunan dan menuntaskan kemiskinan.
"Setelah merdeka, isu merdeka sudah berubah ke arah positif. Dengan kata lain, merdeka dalam konteks saat ini adalah memerdekakan rakyat Aceh dari kemiskinan, kebodohan, dan ketertinggalan," ungkapnya.
Hingga akhir orasi, tidak ada polisi yang terlihat bertugas mengamankan aksi. Di sana hanya ada beberapa polisi Pam Obvit. Saat meninggalkan lokasi, mahasiswa sempat memasang selembar bendera bintang bulan di pintu gerbang masuk DPR Aceh. (dra/dra/detik)
Puluhan mahasiswa yang mengenakan almamater biru awalnya berorasi di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh, Sabtu (15/8/2015). Mereka ikut membawa bendera merah putih dan bintang bulan. Di sana, mereka berorasi sembari membagi-bagikan uang mainan.
Uang mainan tersebut sengaja dibagikan kepada pengguna jalan untuk menyindir pemerintah Aceh yang tidak menepati janji semasa kampanye. Aksi ini menarik perhatian warga dan tidak mendapat pengawalan dari aparat kepolisian.
Setelah beroasi di sana sekitar 10 menit, mahasiswa kemudian berlari ke gedung DPRA yang berjarak sekitar 500 meter. Mereka ikut membawa bendera bulan bintang dan bendera merah putih.
Saat tiba di depan DPRA, gerbang utama terlihat terkunci. Mahasiswa satu persatu memanjat pagar dan menuju sebuah tiang. Di sana, terdapat dua tiang bendera. Satu diperuntukkan untuk bendera merah putih, satu lagi rencananya untuk mengibarkan bendera Aceh.
Karena letak tali yang agak tinggi, seorang mahasiswa memanjat. Setelah tali diraih, mereka selanjutnya mengikat selembar bendera yang dibawa. Tapi dua polisi yang bertugas menjaga gedung DPRA mencoba mencegah.
Seorang polisi yang melihat bendera sudah diikat mengokang senjata. Dan tiba-tiba sekitar pukul 15.05 WIB, suara letusan senjata laras panjang terdengar satu kali. Mahasiswa langsung turun dan berorasi di depan gedung.
"Sekarang pemerintah Aceh selalu hanya bicara masalah bendera saja. Hari ini kami mau kibarkan agar masalah bendera ini bisa kami pikirkan dan pemerintah bisa memajukan Aceh," kata Ketua BEM UIN Arraniry, Sayed Fuadi Fajar Ramadan dalam orasinya.
Menurutnya, setelah 10 tahun damai masih banyak persoalan yang terjadi di Aceh sekarang. Seharusnya, dengan dana yang melimpah pemerintah Aceh mampu melakukan pembangunan dan menuntaskan kemiskinan.
"Setelah merdeka, isu merdeka sudah berubah ke arah positif. Dengan kata lain, merdeka dalam konteks saat ini adalah memerdekakan rakyat Aceh dari kemiskinan, kebodohan, dan ketertinggalan," ungkapnya.
Hingga akhir orasi, tidak ada polisi yang terlihat bertugas mengamankan aksi. Di sana hanya ada beberapa polisi Pam Obvit. Saat meninggalkan lokasi, mahasiswa sempat memasang selembar bendera bintang bulan di pintu gerbang masuk DPR Aceh. (dra/dra/detik)
0 comments:
Post a Comment