Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai membenarkan bahwa di Tolikara banyak simbol bintang David alias bintang Daud. Namun menurutnya, itu bukanlah merepresentasikan negara Israel. Melainkan hanya untuk mengenang Yesus Kristus yang dari keturunan dari Raja Daud.
“Karena itu untuk mengenang Yesus Kristus,” kata Natalius seperti dikutip Republika, Sabtu (25/7/2015).
Natalius menambahkan, pengecatan simbol bintang Daud murni inisiatif warga.
“Itu hanya keinginan pribadi masing-masing,” tambahnya.
Natalius merasa aneh jika simbol bintang Daud itu ditafsirkan sebagai hubungan masyarakat Papua, terutama Gereja Injili di Indonesia (GIDI) dengan Israel. Sebabnya, menurut Natalius, Israel adalah Yahudi sedangkan Yahudi sering dianggap musuh oleh Kristen.
” Karena dalam sejarah, mereka yang membunuh dan menyalib Yesus Kristus,” ujarnya.
Sedangkan mengenai pembicara Seminar yang berasal dari Israel, Natalius menilai itu hanya kerjasama dalam bidang agama, tidak terkait dengan Israel sebagai negara.
Sebelumnya, hasil investigasi Republika ke Papua menemukan keterangan warga bahwa mereka dipaksa GIDI untuk mengecat rumah dan kios dengan simbol bintang david dan bendera Israel.
“Kami didenda Rp 500 ribu jika tidak cat kios,” kata Agil Paweloi, seorang pedagang asal Bone.
Pria berusia 34 tahun yang kini berada di pengungsian itu menuturkan pengecatan ruko, rumah, dan trotoar jalan diwajibkan dengan warna biru dan putih. GIDI berdalih, pengecatan itu dalam rangka menyambut kedatangan pendeta dari Israel.
Tidak hanya pemeluk Kristen, warga Muslim dan seluruh warga Tolikara juga diwajibkan mengecat rumah dengan simbol atau bendera Israel.
“Saya ikut cat saja daripada harus bayar Rp 500 ribu,” tutur Agil. [Ibnu K/Bersamadakwah]
0 comments:
Post a Comment