Dua bulan ke depan PT Pertamina (Persero) melakukan uji pasar untuk bahan bakar minyak (BBM) jenis baru yang diberi nama Pertalite. Pemerintah dan Pertamina sama-sama meyakini, BBM jenis baru ini bakal jadi idola baru di masyarakat, mengingat kualitasnya di atas Premium dengan harga di bawah Pertamax.
Namun ternyata respons pasar terhadap bahan bakar dengan kandungan oktan 90 ini belum sesuai ekspektasi atau harapan pemerintah. Berdasarkan pantauan merdeka.com di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Cikini Raya, antrean kendaraan roda dua dan empat yang mengisi BBM cukup panjang. Tapi kebanyakan mengisi BBM jenis Premium dan Pertamax.
Pertalite belum diminati. Setelah menunggu sekitar 45 menit, baru satu mobil yang mengisi BBM jenis Pertalite. Petugas SPBU Cikini Raya Sinta Sukmala berdalih, pengisian Pertalite banyak dilakukan pagi hari. "Ini agak sepi mas, tadi pagi banyak yang isi Pertalite," ungkapnya kepada merdeka.com, Sabtu (25/7).
Kondisi serupa juga terjadi di SPBU Abdul Muis, lokasi peluncuran Pertalite kemarin. Setelah menunggu sekitar 30 menit, tidak ada pengguna motor dan mobil yang menggunakan Pertalite.
Petugas SPBU Abdul Muis Hatta (23) justru mengklaim, banyak pengguna motor yang beralih ke Pertalite. "Sudah hampir 80 persen," tegasnya.
Seperti diketahui, Pertalite, bahan bakar minyak (BBM) anyar milik Pertamina, resmi diluncurkan kemarin. Pertalite hanya dijual di 101 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di tiga kota yakni Bandung, Jakarta, dan Surabaya.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, untuk harga promosi, Pertalite akan dibanderol dengan harga Rp 8.400 per liter.
"Harga promo Rp 8.400. Sampai kapan belum tahu. Inikan komersial, dan bukan barang bersubsidi," ujarnya di SPBU Abdul Muis, Jakarta Pusat, Jumat (24/7).
[noe]
0 comments:
Post a Comment