Bom kembar mengguncang ibukota Turki, Ankara, Sabtu (10/10/2015) sekitar pukul 10.05 waktu setempat. Update terakhir yang dirilis The Guardian menyebutkan 97 orang tewas dan 250 luka-luka.
Dua ledakan bom tersebut terjadi di kawasan persimpangan jalan di dekat stasiun kereta api di Ankara di saat terjadi aksi demo yang diorganisir oleh kelompok-kelompok sayap kiri dan pro-Kurdi.
Erdogan Kecam Keras Ledakan Bom
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam keras ledakan bom kembar di ibukota Ankara itu. Dikatakan Erdogan, serangan bom itu menargetkan persatuan dan perdamaian negara.
Dalam statemen tertulis dari kantornya seperti dilansir kantor berita Reuters yang dikutip detikcom, Sabtu (10/10/2015), Erdogan menyerukan "solidaritas dan tekad sebagai respons paling berarti terhadap teror". Dikatakannya, mereka yang mendalangi serangan bom tersebut bermaksud menimbulkan perpecahan di antara lapisan-lapisan masyarakat.
Masa Berkabung Tiga Hari
Perdana Menteri Turki PM Turki Ahmet Davutoglu mengumumkan tiga hari berkabung bagi korban bom Ankara. Demikian dirilis kantor berita Turki, Anadolu Agency.
Target Ganda Bom Ankara
Sebagian analis menyampaikan bom Ankara memiliki target ganda:
(1) Dalam Negeri: Menggoyang pemerintahan Erdogan jelang pemilu ulang yang akan digelar 1 November mendatang.
(2) Luar Negeri: halangi Turki dari urusi Suriah.
Ini bukan bom pertama terjadi. Pada masa Pemilu Juni 2015 yang lalu Bom Ganda juga menyerang Turki. Berikut arsip beritanya:
Jelang Pemilu, Dua Bom Meledak di Turki
Sedikitnya dua orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat ledakan bom di wilayah Diyarbakir, Turki.
Seperti dilaporkan Al Jazeera, Sabtu (6/6/2015), ledakan bom terjadi pada Jumat 5 Juni di saat 10 ribu warga akan menghadiri kampanye Partai People Democratic Party (HDP/Partai Kurdi) jelang pemilu parlemen pada Senin 8 Juni.
(http://news.okezone.com/read/2015/06/06/18/1161179/jelang-pemilu-dua-bom-meledak-di-turki)
Aksi bom ini menjadi senjata pihak oposisi untuk raih simpati sekaligus untuk menggerogoti kepercayaan publik terhadap pemerintahan Erdogan. Dan saat itu mereka berhasil. Hasil Pemilu Juni 2015 itu partai Erdogan AKP kehilangan single mayority setelah 10 tahun berkuasa. Pasca pemilu kondisi politik Turki tak stabil. AKP tak berhasil membentuk pemerintahan koalisi dan akhirnya harus digelar pemilu ulang 1 November mendatang. Berbagai survei terakhir menyebut AKP diprediksi akan meraih kembali single mayority. Lalu terjadilah BOM GANDA lagi Sabtu kemarin.
Polanya sama: menyasar minoritas Kurdi, karena isu ini memang paling hot untuk digoreng. Tapi kali ini, Bom Ganda punya tujuan Ganda. Instabilitas politik dan keamaan dalam negeri Turki agar hilang kepercayaan terhadap AKP yang sedang berkuasa, dan warning yang sangat jelas buat Erdogan agar tak urusi Suriah yang saat ini sedang menjadi bancakan Rusia, Iran, and the gank.
Pengamat Timteng Hasmi Bakhtiar memberi catatan atas Bom Ganda ini di akun twitternya:
1. Erdogan pemain kunci dalam konflik Suriah dan Yaman. Menggoyang Erdogan mutlak dilakukan Amrik dan Rusia.
2. Kurdi, ISIS dan apapun itu namanya hanya alasan gombal barat untuk memerangi islam. Dan itu sering gagal sebab (kelihaian) Erdogan.
3. Barat ga takut dengan Saudi, karena punya kasus 'asmara' dengan Amrik dan Rusia. Cara untuk gulingkan Erdogan yang terus dicari.
4. Sekali lagi, salah jika umat islam terlalu berharap kepada Saudi. Itu sama saja kita dzolim memposisikan Saudi di bukan posisinya.
5. Tau kenapa sampe sekarang Saudi dilema untuk menggempur pasukan Rusia di Suriah? Karena takut Rusia batalkan penjualan senjata ke Saudi.
6. Raja Salman adalah raja yang hanif, tapi hutang masa lalu (mendiang) Raja Abdullah membuatnya tak berkutik.
8. Raja Salman bisa selesaikan konflik internal kerajaannya aja gw udah salut, untuk urusan dunia islam gw lebih banyak berharap ke Erdogan.
Tegak berdiri diantara dua hegemoni Amrik dan Rusia yang sama-sama melayani tuan Zionis memang penuh tantangan. Mursi yang menjadi ancaman hegemoni itu sudah berhasil dilengserkan sebelum berbuat banyak. Erdogan akan terus diguncang sampai lengser.
Semoga Allah selalu menjaga Erdogan dan rakyat Turki.
PiyunganOnline
Dua ledakan bom tersebut terjadi di kawasan persimpangan jalan di dekat stasiun kereta api di Ankara di saat terjadi aksi demo yang diorganisir oleh kelompok-kelompok sayap kiri dan pro-Kurdi.
Erdogan Kecam Keras Ledakan Bom
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam keras ledakan bom kembar di ibukota Ankara itu. Dikatakan Erdogan, serangan bom itu menargetkan persatuan dan perdamaian negara.
Dalam statemen tertulis dari kantornya seperti dilansir kantor berita Reuters yang dikutip detikcom, Sabtu (10/10/2015), Erdogan menyerukan "solidaritas dan tekad sebagai respons paling berarti terhadap teror". Dikatakannya, mereka yang mendalangi serangan bom tersebut bermaksud menimbulkan perpecahan di antara lapisan-lapisan masyarakat.
Masa Berkabung Tiga Hari
Perdana Menteri Turki PM Turki Ahmet Davutoglu mengumumkan tiga hari berkabung bagi korban bom Ankara. Demikian dirilis kantor berita Turki, Anadolu Agency.
Target Ganda Bom Ankara
Sebagian analis menyampaikan bom Ankara memiliki target ganda:
(1) Dalam Negeri: Menggoyang pemerintahan Erdogan jelang pemilu ulang yang akan digelar 1 November mendatang.
(2) Luar Negeri: halangi Turki dari urusi Suriah.
Ini bukan bom pertama terjadi. Pada masa Pemilu Juni 2015 yang lalu Bom Ganda juga menyerang Turki. Berikut arsip beritanya:
Jelang Pemilu, Dua Bom Meledak di Turki
Sedikitnya dua orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat ledakan bom di wilayah Diyarbakir, Turki.
Seperti dilaporkan Al Jazeera, Sabtu (6/6/2015), ledakan bom terjadi pada Jumat 5 Juni di saat 10 ribu warga akan menghadiri kampanye Partai People Democratic Party (HDP/Partai Kurdi) jelang pemilu parlemen pada Senin 8 Juni.
(http://news.okezone.com/read/2015/06/06/18/1161179/jelang-pemilu-dua-bom-meledak-di-turki)
Aksi bom ini menjadi senjata pihak oposisi untuk raih simpati sekaligus untuk menggerogoti kepercayaan publik terhadap pemerintahan Erdogan. Dan saat itu mereka berhasil. Hasil Pemilu Juni 2015 itu partai Erdogan AKP kehilangan single mayority setelah 10 tahun berkuasa. Pasca pemilu kondisi politik Turki tak stabil. AKP tak berhasil membentuk pemerintahan koalisi dan akhirnya harus digelar pemilu ulang 1 November mendatang. Berbagai survei terakhir menyebut AKP diprediksi akan meraih kembali single mayority. Lalu terjadilah BOM GANDA lagi Sabtu kemarin.
Polanya sama: menyasar minoritas Kurdi, karena isu ini memang paling hot untuk digoreng. Tapi kali ini, Bom Ganda punya tujuan Ganda. Instabilitas politik dan keamaan dalam negeri Turki agar hilang kepercayaan terhadap AKP yang sedang berkuasa, dan warning yang sangat jelas buat Erdogan agar tak urusi Suriah yang saat ini sedang menjadi bancakan Rusia, Iran, and the gank.
Pengamat Timteng Hasmi Bakhtiar memberi catatan atas Bom Ganda ini di akun twitternya:
1. Erdogan pemain kunci dalam konflik Suriah dan Yaman. Menggoyang Erdogan mutlak dilakukan Amrik dan Rusia.
2. Kurdi, ISIS dan apapun itu namanya hanya alasan gombal barat untuk memerangi islam. Dan itu sering gagal sebab (kelihaian) Erdogan.
3. Barat ga takut dengan Saudi, karena punya kasus 'asmara' dengan Amrik dan Rusia. Cara untuk gulingkan Erdogan yang terus dicari.
4. Sekali lagi, salah jika umat islam terlalu berharap kepada Saudi. Itu sama saja kita dzolim memposisikan Saudi di bukan posisinya.
5. Tau kenapa sampe sekarang Saudi dilema untuk menggempur pasukan Rusia di Suriah? Karena takut Rusia batalkan penjualan senjata ke Saudi.
6. Raja Salman adalah raja yang hanif, tapi hutang masa lalu (mendiang) Raja Abdullah membuatnya tak berkutik.
8. Raja Salman bisa selesaikan konflik internal kerajaannya aja gw udah salut, untuk urusan dunia islam gw lebih banyak berharap ke Erdogan.
Tegak berdiri diantara dua hegemoni Amrik dan Rusia yang sama-sama melayani tuan Zionis memang penuh tantangan. Mursi yang menjadi ancaman hegemoni itu sudah berhasil dilengserkan sebelum berbuat banyak. Erdogan akan terus diguncang sampai lengser.
Semoga Allah selalu menjaga Erdogan dan rakyat Turki.
PiyunganOnline
0 comments:
Post a Comment