Wakil Presiden Jusuf Kalla merasa berutang budi kepada Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang selalu mendukungnya dalam setiap pemilihan umum. Kalla menyebut Paloh sebagai sahabatnya dalam keadaan apa pun.
"Saya selalu berutang karena dia (Paloh) tetap mendukung saya, terus-menerus," kata Kalla saat menutup Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem di Jakarta Convention Center, Selasa (22/9/2015).
Hadir dalam acara ini, Surya Paloh beserta petinggi DPP Partai Nasdem. Acara juga dihadiri sejumlah pimpinan partai politik yang diundang dalam Rakernas Nasdem tersebut. Sebelum mendirikan Partai Nasdem, Paloh bersama-sama dengan Kalla berkecimpung di Partai Golkar.
Surya Paloh lalu meninggalkan Golkar pada 2011, dan membentuk Nasdem setelah kecewa terhadap kepemimpinan Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Golkar. Meskipun tidak lagi berada dalam satu partai, Kalla mengakui bahwa Paloh selalu mendukung langkah politik Kalla.
Hingga kini, Kalla tiga kali mengikuti pemilihan umum, yakni pada 2004 saat mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono, pada 2009 ketika Kalla mencalonkan diri sebagai presiden dengan menggandeng Wiranto, serta pada 2014 ketika ia menjadi calon wakil presiden untuk mendampingi Joko Widodo.
"Pada 2009, kita tahu bahwa kemungkinan menang tidak besar, tetapi tetap maju karena harga diri partai kita jaga. Masa, partai besar nggak ada calonnya? Terakhir, dengan dukungan Nasdem, saya ikut lagi dan bisa berdiri di sini, dengan PDI-P dan PKB tentunya," kata Kalla.
Dalam acara rakernas yang sama, Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Nasdem Enggartiasto Lukito mengibaratkan hubungan antara Kalla dan Paloh dwi-tunggal yang tak dapat dipisahkan.
Menurut Enggar, kerja sama yang dibangun antara Kalla dan Paloh sedianya menjadi contoh bagi 255 calon kepala daerah yang diusung Nasdem saat pilkada serentak pada 9 Desember 2015. Setiap calon diharapkan dapat saling membantu dan mendukung satu sama lain.
Penulis : Icha Rastika/kompas
"Saya selalu berutang karena dia (Paloh) tetap mendukung saya, terus-menerus," kata Kalla saat menutup Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem di Jakarta Convention Center, Selasa (22/9/2015).
Hadir dalam acara ini, Surya Paloh beserta petinggi DPP Partai Nasdem. Acara juga dihadiri sejumlah pimpinan partai politik yang diundang dalam Rakernas Nasdem tersebut. Sebelum mendirikan Partai Nasdem, Paloh bersama-sama dengan Kalla berkecimpung di Partai Golkar.
Surya Paloh lalu meninggalkan Golkar pada 2011, dan membentuk Nasdem setelah kecewa terhadap kepemimpinan Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Golkar. Meskipun tidak lagi berada dalam satu partai, Kalla mengakui bahwa Paloh selalu mendukung langkah politik Kalla.
Hingga kini, Kalla tiga kali mengikuti pemilihan umum, yakni pada 2004 saat mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono, pada 2009 ketika Kalla mencalonkan diri sebagai presiden dengan menggandeng Wiranto, serta pada 2014 ketika ia menjadi calon wakil presiden untuk mendampingi Joko Widodo.
"Pada 2009, kita tahu bahwa kemungkinan menang tidak besar, tetapi tetap maju karena harga diri partai kita jaga. Masa, partai besar nggak ada calonnya? Terakhir, dengan dukungan Nasdem, saya ikut lagi dan bisa berdiri di sini, dengan PDI-P dan PKB tentunya," kata Kalla.
Dalam acara rakernas yang sama, Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Nasdem Enggartiasto Lukito mengibaratkan hubungan antara Kalla dan Paloh dwi-tunggal yang tak dapat dipisahkan.
Menurut Enggar, kerja sama yang dibangun antara Kalla dan Paloh sedianya menjadi contoh bagi 255 calon kepala daerah yang diusung Nasdem saat pilkada serentak pada 9 Desember 2015. Setiap calon diharapkan dapat saling membantu dan mendukung satu sama lain.
Penulis : Icha Rastika/kompas
0 comments:
Post a Comment