Aktivis yang dikenal sebagai koodinator Jaringan Islam Liberal (JIL) Abdul Moqsith Ghazali mengakui bahwa Amerika pernah mendanai kelompoknya. Hal tersebut diungkapkan Moqsith saat berbincang dengan sejumlah aktivis Forum Umat Islam (FUI) Bogor dan Indonesia Tanpa JIL di Masjid Raya Bogor, Sabtu (5/9).
Moqsith mengaku pendanaan tersebut sudah berhenti sejak lama, "Itu 10 tahun yang lalu, kalau sekarang gak ada lagi," katanya.
Saat ditanya seberapa besar dana tersebut, Moqsith mengatakan jumlahnya tidak terlalu besar, "Kecillah dana dari Amerika, berapa sih, receh itu," ungkap dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta ini.
"Sejak 2004 sudah berhenti," lanjut Moqsith soal pendanaan.
Jika sudah berhenti, apakah itu yang menjadikan gerakan JIL tidak lagi 'agresif'? tanya aktivis FUI Bogor. "Saya gak tahu, tapi memang tabayunnya harus diperbesar," jawab Moqhsit.
Terkait kepentingan apa Amerika memberikan dana kepada kelompok yang dianggap tidak sejalan dengan akidah Islam itu, salah satu program yang diingat Moqsith adalah menampung pemikiran dari negara penjajah tersebut. "Ya itu menampung tulisan-tulisan yang 'berbagai-berbagai' itu," ucapnya.
Soal dana asing, Moqsith beralasan organisasi Islam seperti Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah juga sama. "Kalau soal dana asing, NU Muhamadiyah juga sama, didanai oleh Amerika," kata pengurus teras Lembaga Bahsul Masail (LBM) PBNU periode 2015-2020 ini. (suaraislam)
Moqsith mengaku pendanaan tersebut sudah berhenti sejak lama, "Itu 10 tahun yang lalu, kalau sekarang gak ada lagi," katanya.
Saat ditanya seberapa besar dana tersebut, Moqsith mengatakan jumlahnya tidak terlalu besar, "Kecillah dana dari Amerika, berapa sih, receh itu," ungkap dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta ini.
"Sejak 2004 sudah berhenti," lanjut Moqsith soal pendanaan.
Jika sudah berhenti, apakah itu yang menjadikan gerakan JIL tidak lagi 'agresif'? tanya aktivis FUI Bogor. "Saya gak tahu, tapi memang tabayunnya harus diperbesar," jawab Moqhsit.
Terkait kepentingan apa Amerika memberikan dana kepada kelompok yang dianggap tidak sejalan dengan akidah Islam itu, salah satu program yang diingat Moqsith adalah menampung pemikiran dari negara penjajah tersebut. "Ya itu menampung tulisan-tulisan yang 'berbagai-berbagai' itu," ucapnya.
Soal dana asing, Moqsith beralasan organisasi Islam seperti Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah juga sama. "Kalau soal dana asing, NU Muhamadiyah juga sama, didanai oleh Amerika," kata pengurus teras Lembaga Bahsul Masail (LBM) PBNU periode 2015-2020 ini. (suaraislam)
0 comments:
Post a Comment