"Kita ingin selamatkan demokrasi. Kita siap aturan ini ditegakkan. Apa ada niat adu domba dari luar, ada yang mengacau, itu persoalan lain," keluh Waketum PAN Hanafi Rais di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (31/8/2015).
Hanafi merasa PAN dijadikan kambing hitam setelah KPUD Surabaya menggugurkan pencalonan Rasiyo-Abror. Berkas pendaftaran Rasiyo-Abror dinyatakan tidak memenuhi syarat oleh KPUD Surabaya karena permasalahan SK rekomendasi DPP PAN dan surat pajak Abror.
"Kita sudah penuhi semua aturan, kenapa kita jadi kambing hitam? There's something wrong di proses ini," sambung Hanafi.
Akibat gugurnya pasangan Rasiyo-Abror, incumbent Risma-Whisnu kembali tak punya lawan. Pendaftaran akan kembali dibuka pada 6-9 September 2015, namun bila tak ada calon, maka Pilkada Surabaya akan ditunda ke 2017.
Tak hanya PAN yang kecewa calon yang diusung digugurkan KPUD Surabaya. Ketua Umum PD SBY pun turut mengkritik keputusan KPUD Surabaya tersebut.
"Jajaran pimpinan PD & PAN (partai pengusung) berpendapat - tidak seharusnya pasangan calon itu langsung digugurkan," kata SBY melalui akun Twitternya @SBYudhoyono seperti dikutip detikcom, Minggu (30/8/2015) malam.
"Karenanya, PD & PAN Surabaya akan gugat putusan KPUD tersebut ke Panwaslu, sesuai degan hak yang diatur dalam UU Pemilukada," tulis SBY.
SBY berpendapat, kekurangan persyaratan calon wakil walikota dan rekomendasi DPP PAN yang dianggap belum 'klop' bisa diperbaiki. Tidak langsung digugurkan begitu saja, apalagi langsung dinyatakan Abror Dhimam tidak bisa maju kembali karena berkasnya dianggap bermasalah.
Gara-gara kekacauan ini PAN dan PD akan berkonsultasi dengan KPU, Bawaslu dan DKPP. Lalu akankah si pengacau yang membuat calon wali kota incumbent Tri Rismaharini menggantung bakal diberi sanksi? (van/nrl/detik)
0 comments:
Post a Comment