728x90 AdSpace

  • Latest News

    Sunday, August 2, 2015

    Maafkanlah Erdogan, Kawan

    Yusuf Maulana

    Oleh: Yusuf Maulana

    MAAFKAN, kawan, bila Erdogan baru tiba sekarang. Membuatmu menanti kami bangun dari imajinasi gegara sempat sebarkan berita sang istri penakluk sekulerisme itu singgah di Aceh berbulan lalu.

    Maafkan, kawan, bila banyak rakyat negeri ini tiba-tiba mendadak menyanjung Erdogan kala ia tiba di sini. Mohon tenggangi puja-puji yang kawanmu kala junjung buat penguasa Turki ini. Maafkan bila mereka sandingkan dan amat bersemangat menyentil penguasa pilihanmu di Istana.

    Ini bukan soal sentimentil, sebetulnya. Bukan kultus tanpa sebab rekam jejak pula. Ini soal kerinduan atas hampanya hati-hati kawan kami pada penguasa negerinya. Maafkan bila mereka sekadar menghibur dan mengkhayal diri: andai negerinya dipimpin Erdogan.

    Maafkan, kawan, bila Erdogan membikinmu sesak hatimu. Sukar menerima logika bungah kawan dekat kami. Kusampaikan sebuah usul: rasa di hatimu sesungguhnya sebutir ghil, rasa dekati dengki, atas kekeliruan menyokong seseorang yang kaugadang bak negarawan sejati setahun lampau. Ketika kecewa menghujan deras dan kaulihat banyak kawan rindukan Erdogan, kau jengah bukan kepalang. Bila kau lulus lupakan penguasamu, abaikan saja Erdogan andai itu hanya bikin rasa salah-sesal-sesatmu mengiang.

    Maafkan, kawan, bila Erdogan sakiti hatimu karena selalu teringat putusan yang salahmu. Tidak ada yang mengungkit putusanmu memilih pemimpin. Maafkan Erdogan, kawan, kalau itu akibatkan kau tersindir kelu. Lisan dan matamu hanya terpaku melihatnya garang menantang. Sementara idolamu sebatas sebut Palestina sekali di mimbar umbar janji dan selepas itu entah masih ingat tidak.

    Maafkan, kawan, Erdogan bikin kepalamu takkaruan. Membaca berita di koran yang perlihatkan gagahnya sang penantang Obama. Sementara kau menaruh harap ini dilakukan orang itu sebagai pahlawan penuh harapan lewat revolusi mentalnya.

    Maafkan, kawan, bila berita Erdogan di halam berita dalam pun bikin matanya sakit. Meski saat Cameron datang disambut idolamu langsung ditampilkan di halaman pertama kau biasa saja. Mungkin pesona dan karisma Erdogan telanjur buatmu sakit hati karena pesaing komoditas di media massa.

    Maafkan, kawan, karena Erdogan idolamu hanya utus wakil yang mestinya sibuk urus kemakmuran masjid dan momong cucu. Tak apa, ada berkah di Jumatan bersama Erdogan walau sebenarnya mungkin penguasa negeri ini ingin sampingi di shaf awal tapi sibuk hadapi urusan rakyat.

    Maafkan, kawan, Erdogan kalau hadirnya di sini hanya bikin citra idolamu tergerus meski sejenak. Sungguh ini bukan karena sebagian pengagum Erdogan tidak cinta tanah air. Justru mereka cinta negeri ini, secinta pada penguasanya walau dengan jalan mencermini penguasa Turki sebagai jembatannya.

    Maafkan, Kawan, kalau hadirnya Erdogan membuatmu anggap kami tidak nasionalis. Seolah kami cinta kepala negara lain tapi umbar borok penguasa sendiri. Maafkan andai kami bikin kecintaanmu pada negeri ini terusik dengan amatan terhadap kami yang ingin ambil pelajaran kepemimpinan yang bisa bawa Indonesia keluar dari pintu gerbang kemerdekaan.

    Maafkan, kawan, kalau Erdogan seperti pengusik tidur malammu yang asyik bersama mimpi Indonesia baru dalam kredo kerja-kerja-kerja.

    Maaf…maaf…maaf… Izinkan aku, keluargaku, saudaraku mencintai Indonesia dengan cara hasil merenungi Pembukaan UUD 1945: “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.” Sungguh, kami tengah belajar mencari inspirasi pemimpin yang mengakui kehadiran dan andil Allah, dan berani bersikap selaku manusia merdeka.

    Maafkan kami, kawan, bila kami anggap Erdogan teladan nan baik tapi bagimu lebih baik bersama paduka kita. Percayalah, kawan, ini kami lakukan sebagai cara patriotisme. Terserah engkau mau memercayai atau tidak.

    • Visitor Comments
    • Facebook Comments

    0 comments:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Maafkanlah Erdogan, Kawan Rating: 5 Reviewed By: Apri
    Scroll to Top