"Sudah 3 hari ini sekitar jam 4 atau jam 5 pagi di Ilaga ada hujan es seperti di Agandugume, bencananya sudah turun sampai Ilaga," ucap Bupati Kabupaten Puncak Willem Wandik di Ilaga, Jumat (14/8/2015).
Menurut Willem, saat ini di wilayahnya tengah mengalami cuaca ekstrem kemarau berkepanjangan. Sehingga cuaca di Puncak sangatlah dingin, bahkan hingga mencapai 1 derajat celcius.
"Ini imbas dari El Nino, jadi ada kemaraunya ekstrem. Biasa kalau bulan seperti ini sudah ada hujan, ini tidak ada sama sekali. Siang hari pernah 14 derajat, pagi sampai 1 derajat," kata Willem.
"3 hari terakhir sudah ada hujan es. Ini bisa lebih parah lagi besok, apalagi kemarau katanya akan lebih panjang," sambungnya.
Akibat hujan es ini, Willem pun banyak mendapat laporan dari warga. Tak sedikit yang datang ke rumah dinasnya untuk melaporkan bahwa tanamannya rusak akibat terkena hujan es.
"Ini bapak kebun saya rusak semua. Anggrek rusak, tanaman ubi rusak sudah semuanya. Tak ada yang bisa dimakan lagi," ucap seorang warga, Mama Mikaela, saat mengadu ke Willem di rumahnya.
Mendapat banyak aduan warga, Willem pun bergegas melihat ke sejumlah perkebunan warga. Tampak tanaman warga menghitam dan mati akibat terkena hujan es.
"Keladi dari kemarin kena bencana, semua habis, hanya kol yang tidak kena. Saya punya ubi hancur semua, tidak boleh dimakan nanti kita mati," adu seorang warga lainnya, Alin Tabune, saat Bupati berkunjung ke perkebunannya.
Willem pun menyatakan, pihaknya telah memiliki persediaan beras yang cukup banyak. Hanya saja stok berada di Timika dan transportasi yang menjadi kendala utama.
"Sekarang dipengaruhi El Nino, Ibukota Kabupaten Puncak, Ilaga kena. Mereka (warga) tidak bisa konsumsi makanan ini hanya beras saja. Pemda fokus pada penyalurannya," jelas Willem.
"Kami siap stok beras banyak tapi harus naik (dari Timika). Yang jadi titik berat adalah biaya pengangkutan. Dari Timika sekali kirim dengan pesawat perintis biaya Rp 35 juta. Untuk di Agandugume saja ada yang sudah sampai ada yang belum," imbuh politisi PDIP itu.
Untuk itu Willem berharap agar pihak-pihak terkait, terutama pemerintah pusat, dapat memberikan bantuan untuk transportasi. Mengingat karena cuaca, perjalanan yang hanya bisa melalui udara pun juga terganggu.
"Kami mohon bantuan pihak-pihak, siapapun. Kalau stok beras kami banyak. Hanya transportasi kendalanya, apalagi karena cuaca penerbangan sekarang cuma bisa sampai jam 10.00 pagi saja. Angin kalau sudah siang sangat kencang," tutup Willem. (detiknews)
0 comments:
Post a Comment