Made Ariani (52) dan anaknya Gusti Ayu Kade Ari Kurniawati (16) kondisinya benar-benar memprihatinkan. Lebih dari 7 tahun ibu dan anak ini menempati sebuah gubuk bekas kandang babi di wilayah Lelateng, Jembrana, Bali.
Kesehariannya, Made Ariani hanya bekerja sebagai tenaga serabutan. Itu pun hanya berharap dari belas kasihan warga yang sekiranya minta bantuan untuk menyetrika atau mencuci pakaian.
Yang lebih memprihatinkan menurut tetangganya Made Ariani terkadang juga mau makan nasi yang hampir basi.
"Saya di sini juga menumpang. Tanah yang saya tempati milik orang lain. Rumah yang saya tempati juga bekas kandang babi. Tapi sudah tidak dipakai lagi," ujar Made Ariani, Kamis (4/6).
Sebelum ditempati menurut Ariani, dirinya membersihkannya terlebih dahulu. Setelah bersih, kemudian dia tempati.
Semua perlengkapan tempat tidur dan almari juga dibantu dari keluarga pemilik tanah. Demikian juga terkadang Made Ariani diberikan pekerjaan mengasuh anak oleh pemilik tanah.
"Saya kadang-kadang jadi pemulung untuk memenuhi kebutuhan hidupnya," tuturnya.
Bekerja serabutan, penghasilan janda ditinggal mati suaminya ini tiap harinya tidak lebih dari Rp 20 ribu. Namun kadang pula tanpa hasil.
Dikatakan Made Ariani, kalau dia menikah secara adat Bali dengan almarhum suaminya Gusti Kade Todia sejak tahun 1994 lalu. "Saya memang dari Jawa tapi sejak menikah dengan suami saya masuk Bali," kata Ariani yang mengaku memang menjadi istri kedua ini dan masih bertahan tinggal di Bali.
Sebelumnya mereka hidup nomaden dan akhirnya diberikan meminjam tempat di lahan milik keluarga suami dari Dewi Paron tersebut.
"Sebelumnya kami bertiga tinggal di gubuk ini. Namun suami saya sempat sakit dan sejak tiga tahun suami saya sudah tidak ada," jelas Ariani sambil menyebut suaminya dulu meninggal karena TBC.
Katanya, saat ini anaknya hanya bertahan tamatan SMP. "Biaya dari mana anak saya sekolah. Anak saya bantu-bantu cari duitnya sendiri di Pasar," akunya.
Ironisnya, Lurah Lelateng Kade Suardana dikonfirmasi Rabu sore mengatakan kalau pihaknya belum pernah menerima laporan terkait warganya itu.
[hhw]
0 comments:
Post a Comment