Negara makin parah |
Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin mengaku belum mendengar langsung tilawah yang dibacakan qori Yasser Arafat Surah An Najm ayat 1-15. Namun, dia menilai biasanya tidak ada yang salah dengan penggunaan langgam Jawa saat membaca Alquran.
"Enggak masalah asal tajwid tetap harus dijaga kalau lagu enggak masalah," ucap dia singkat.
Sementara Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berargumen pemakaian langgam Jawa pada acara Isra Miraj ada alasannya. "Kenapa langgam Jawa yang ditampilkan? Karena saya belum menemukan langgam daerah lain yang tajwidnya baik," tuturnya melalui akun Twitter.
Oleh karena itu, dia meminta publik untuk merekomendasikan langgam lain yang mempunyai unsur tajwid bagus, "Bila ada, tolong kirim rekamannya," pintanya.
Sangat disayangkan acara yang MC nya saja salah ucap dan dihadiri banyak orang berilmu koh ya begini ????
Koreksi dari Syaikh Ali Basfar
Qari’ interasional dari Arab Saudi, Syaikh Abdullah bin Ali Bashfar ikut memberikan komentarnya mengenai qira’at Langgam Jawa yang digunakan dalam membaca Al Quran di peringatan Isra’ Mi’raj di Istana Negara.
Beliau memberikan catatan sebagai berikutterkait video bacaan muratal Muhammad Yaser Arafat dalam membaca Al-Qur’an dengan lagu Dandanggulo macapat Jawa tersebut:
- Kesalahan tajwid; dimana panjang mad-nya dipaksakan mengikuti kebutuhan lagu.
- Kesalahan lahjah (logat). Membaca Al-Qur’an sangat dianjurkan menggunakan lahjah Arab, sebagaimana orang Arab membacanya. Dalam hadist disebutkan: “Iqra’ul qur’aana biluhuunil ‘Arobi wa ashwaatiha”.
- Kesalahan takalluf, yakni memaksakan untuk meniru lagu yang tidak lazim dalam membaca Al-Qur’an.
- Yang cukup berbahaya jika ada kesalahan niat, yaitu merasa perlu menonjolkan kejawaan atau keindonesiaan atau kebangsaan dalam berinteraksi dengan al Qur’an, membangun sikap ashabiyyah dalam ber-Islam.Dan yang paling fatal jika ada maksud memperolok-olokkan ayat-ayat Allah yang mereka samakan dengan lagu-lagu wayang dalam suku Jawa.
0 comments:
Post a Comment