Di etalase lainnya, beberapa benda lain terkait dengan adanya santet juga tersimpan rapi.
Seperti potongan usus dari pasien terkena santet, paku bengkok yang dikeluarkan dari tubuh seorang pasien, serta
beberapa helai ijuk yang keluar dari tubuh seorang pasien.
Benda mistik lainnya juga bisa dilihat di ruang ini, seperti kain bertuliskan rajah, batu, kain hingga obat-obatan dari dukun. Serta dua boneka , Jailangkung dan Nini Thowok yang disimpan didalam etalase kaca.
Sarana pengobatan mistis dengan air juga bisa dilihat dimuseum ini.
'Air Berkhasiatnya' Dukun Cilik Ponari Hingga Ki Kusumo
Koleksi air berkhasiat itu seperti air dari paranormal Ki Kusumo, air dari dukun cilik Ponari, hingga rumput Fatimah yang diambil dari Arafah yang dipercaya dapat menguatkan kandungan seseorang setelah melahirkan.
Menurut Hosnan, benda-benda supranatural untu menyantet dan korban santet tersebut didapatkan pengelola dari dukun santet.
Di bagian lain melalui album foto dapat dilihat proses penyantetan yang terdokumentasi, dari foto foto yang dipajang ini dapat diketahui bagaimana ritual penyantetan berlangsung.
Tak hanya benda-benda supranatural dan medis, museum ini juga mengoleksi benda-benda yang unik.
Seperti celana anti perkosaan dan alat perangsang seks untuk pria dan wanita.
Ada pula benda berupa vacuum yang berfungsi untuk membesarkan alat kelamin pria.
Penasaran dengan museum santet ini , silahkan datang museum ini buka setiap hari mulai Senin hingga Jum’at dengan jam kerja mulai pukul 08.00 hingga pukul 15.00. Sementara pada hari Minggu buka mulai pukul 09.00 hingga pukul 14.00.
Dr Harijadi yang ditemu mengatakan, dengan menjelajahi isi Museum Kesehatan dr Adhyatma ini bukan saja akan menambah wawasan terkait dunia kesehatan, tapi kita dapat melihat realita masyarakat yang hingga kini masih mempercayai hal-hal mistik.
Selain dua gedung yang menyimpan peralatan dan sarana pengobatan tradisional dan modern, ada satu ruangan yang tertutup rapat dan terkunci. Di bagian pintunya ada tulisan “dunia lain”.
Menurut Harijadi, ruangan itu memang tertutup, dan tidak semua orang bisa masuk. Untuk menuju ruangan itu harus melewati lorong dengan deretan peti mati.
“Itu artinya ada kehidupan, ada kematian dan dunia lain,” ujarnya.
Ia mewanti wanti agar tidak usah masuk ke ruangan itu, karena ada banyak mahluk “lain” di ruangan tersebut. Menurutnya dulu pernah ada kru sebuah TV swasta yang mencoba masuk dan benar saja hingga ke Jakarta mahluk “lain”itu uterus mengikuti.
Menurutnya, koleksi museum seperti peralatan dan sarana terkait santet, teluh atau tenung tak bisa dipungkiri, menjadi bagian dari tradisi dan budaya gelap di nusantara. Meski teknologi sudah maju dan berkembang, santet itu ternyata juga masih ada dan dipraktikkan hingga saat ini.
0 comments:
Post a Comment