Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra mengkritik Jokowi yang masih saja melakukan pencitraan di saat negeri ini diambang krisis yang hebat. Bukannya fokus memimpin tim ekonomi untuk menghadapi bahaya krisis, Jokowi malah blusukan gak tentu arah sambil bagi-bagi sembako, tentunya dengan menyertakan sejumlah kuli tinta agar aksinya masuk ke dalam media massa.
“Jangan jadi presiden kalau hanya datang bagi-bagi beras 5 kilogram. Orang kecil di kampung saya, padahal itu daerah yang cukup kuat (sumber kekayaan alam) sebenarnya, ingin melaut angin kencang, kalaupun melaut dapat ikan siapa yang beli, karena daya beli masyarakat menurun luar biasa, kelapa sawit yang dibanggakan anjlok harganya. Kan harus ada solusinya, harus segera diselesaikan,” tegas Yusril kepada awak media pada acara pembukaan kegiatan Orientasi Kepengurusan Partai (OKP) PBB di Kemayoran, Jakarta (19/9).
Sekarang ini ekonomi Indonesia sudah bahaya, paceklik di mana-mana, dolar naik terus, tambang tak bisa dibuka, tapi aneh saja jika presiden masih saja datang terus bagi-bagi sembako. “Munculnya di saat dia membutuhkan rakyat saja, itu tidak menyelesaikan masalah, harus ada kebijakan yang bisa menyelesaikan masalah ini,” katanya.
“Kemarau masih akan berlanjut, paceklik akan pasti terjadi di daerah, stok pangan berkurang, keadaan akan begitu, kan harus ada solusi,” imbuhnya.
Yang geleng-geleng kepala melihat presiden yang seperti ini bukan cuma Yusril seorang, ratusan juta rakyat Indonesia juga sepertinya sama. Kita pasti mengeluh dan mengurut dada, “Ya, Allah. Indonesia negeri yang besar ini kok ya bisa-bisanya punya presiden yang seperti itu…?” Jika bukan nikmat, maka tentulah ini azab, akibat tidak #Mikir. (rd)
“Jangan jadi presiden kalau hanya datang bagi-bagi beras 5 kilogram. Orang kecil di kampung saya, padahal itu daerah yang cukup kuat (sumber kekayaan alam) sebenarnya, ingin melaut angin kencang, kalaupun melaut dapat ikan siapa yang beli, karena daya beli masyarakat menurun luar biasa, kelapa sawit yang dibanggakan anjlok harganya. Kan harus ada solusinya, harus segera diselesaikan,” tegas Yusril kepada awak media pada acara pembukaan kegiatan Orientasi Kepengurusan Partai (OKP) PBB di Kemayoran, Jakarta (19/9).
Sekarang ini ekonomi Indonesia sudah bahaya, paceklik di mana-mana, dolar naik terus, tambang tak bisa dibuka, tapi aneh saja jika presiden masih saja datang terus bagi-bagi sembako. “Munculnya di saat dia membutuhkan rakyat saja, itu tidak menyelesaikan masalah, harus ada kebijakan yang bisa menyelesaikan masalah ini,” katanya.
“Kemarau masih akan berlanjut, paceklik akan pasti terjadi di daerah, stok pangan berkurang, keadaan akan begitu, kan harus ada solusi,” imbuhnya.
Yang geleng-geleng kepala melihat presiden yang seperti ini bukan cuma Yusril seorang, ratusan juta rakyat Indonesia juga sepertinya sama. Kita pasti mengeluh dan mengurut dada, “Ya, Allah. Indonesia negeri yang besar ini kok ya bisa-bisanya punya presiden yang seperti itu…?” Jika bukan nikmat, maka tentulah ini azab, akibat tidak #Mikir. (rd)
0 comments:
Post a Comment