saudaraku tersayang
LUTHFI HASAN ISHAAQ
“siapa mafia sapi itu..?”
ASSALAMU'ALAIKUM
saudaraku tersayang, luthfi
saya menulis surat ini
untuk anda yang sedang dalam
lembaga pemasyarakatan (LP)
sukamiskin dibandung. namun
saya tidak tahu bagaimana
mengirim surat ini ke anda,
juga saya tentu tak bisa ke
bandung hanya untuk membawa
surat ini. sehingga lewat media ini
saya menulis.
saudaraku tersayang, luthfi,
saya tahu anda cukup tegar ketika
majelis hakim pengadilan tindak
pidana korupsi (TIPIKOR) jakarta
menyatakan anda terbukti secara
sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi dan tindak
pidana pencucian uang (TPPU)
secara bersama sama, sehigga
menjatuhkan pidana 16 tahun
penjara dan denda Rp 1 miliar
subsider 1 tahun kurungan penjara
kepada anda, pada senin (
9/12/2013). juga ketika majelis
kasasi mahkamah agung
memutuskan memperberat
hukuman hukum anda dari 16 tahun
menjadi 18 tahun penjara.
putusan itu juga dijatuhkan pada
senin (15/9/2014). meski begitu,
yang namanya dalam penjara, tetap
saja tidak mengenakkan. bersabarlah
saudaraku
saudaraku tersayang, luthfi
saya sebagai orang awam dalam
hukum sesungguhnya tidak pernah
mengerti tentang apa yang anda
korupsi. Pencucian uang seperti apa
yang Anda lalukan. Dan mengenai
mafia sapi yang media lemparkan
tuduhan itu kepada Anda itu, saya juga tak memahaminya. Ternyata juga,
saudaraku tersayang,
para pakar dan praktisi hukum di negeri ini juga sama tidak pahamnya dengan saya. Tapi sudahlah, Anda sekarang sudah di sana, di LP Sukamiskin.
saudaraku tersayang,
semua kita tahu, bahwa Anda dihukum berat karena masalah perizinan kuota impor sapi dan korupsi sebesar Rp. 1 milyar, yang tak pernah Anda menerima uang itu. Padahal, para koruptor lain yang divonis sebelum dan sesudah Anda dihukum teramat ringan, padahal uang negara yang mereka korup berpuluh lipat dari Anda. Malah, belakangan masyarakat hanya tahu, kalau Anda hanya “bermain” sapi. Partai yang Anda pernah menjadi ketua itu juga selalu dihina dan difitnah dengan semua yang berhubungan dengan sapi. Padahal sesungguhnya, Anda dan partai Anda itu tak pernah sedikitpun mengambil untung dari urusan negara yang berhubungan dengan sapi, apalagi sapi impor. Malah, ketika rekan Anda satu partai, Suswono, ketika menjadi menteri pertanian yang mengurusi pangan, telah bekerja keras sehingga negara ini bisa swasembada daging sapi dalam suatu masa.
Nah,
masalah impor sapi ini, saudaraku, saya ingin memberitahukan kepada Anda, bahwa pada Rabu (2/9) ini, telah berlabuh kapal dari Australia di Pelabuhan Tanjung Priok yang mengangkut 2.350 ekor sapi siap potong. Sapi-sapi itu nantinya akan berjumlah 50.000 ekor yang diimpor pemerintah melalui Perum Bulog.
saudaraku, Anda bisa jadi kaget mendengar berita ini. Kok bisa pemerintah mengimpor sapi?
Ya, saudaraku. Menurut Menteri Perdagangan (Mendag) yang baru Thomas Lembong –nah, Andapun pasti heran dengan nama ini bisa jadi menteri– mengatakan, kondisi impor daging sapi memang tidak normal maka kebijakan yang diambil mesti tidak biasa. “Kami akui bahwa impor daging sesuatu extra ordinary, di luar biasa, yang tidak lazim. Ini memang sementara keadaan darurat,” kata Mendag saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, di Jakarta, seperti ditulis Jumat (4/9/2015).
Sebelum kepastian impor sapi ini diambil pemerintah, pasokan daging sapi untuk kebutuhan masyarakat di negeri ini sempat berkurang, akibatnya harga daging melambung tinggi. Alhasil para pedagang pun mengambil pilihan untuk berhenti berdagang sementara sebagai protes atas keadaan itu. Karena itu, menurut pemerintah, opsi impor terpaksa diambil untuk meredam tingginya harga daging. Selain untuk menstabilkan harga daging, kebijakan impor perlu diambil pemerintah untuk menekan inflasi. “Kalau tidak, bisa-bisa inflasi pangan tak terkendali, kosekuensinya ke masalah kurs rupiah juga,” begitu kata meneteri Thomas.
Jadi jelas saudaraku, impor sapi potong ini tak lepas juga dari harga Rupiah yang makin merosot. O, ya, saudaraku, saat surat ini saya tulis, harga mata uang kita sudah berada di Rp. 14.000 per satu dolar USA. Tak usah mengusap dada saudaraku, karena pemerintah merasa tak pernah salah atas keterpurukan nilai Rupiah ini. Pemerintah sudah menunjuk hidung mereka yang bersalah, yakni krisis ekonomi Yunani dan krisis politik Korea.
saudaraku tersayang,
saya ingin mengakhiri surat ini, dengan memberitahukan kepada Anda, bahwa presiden kita yang sekarang, Pak Jokowi, pernah berjanji pada masa kampanyenya dahulu. Waktu itu Anda sudah dalam pernjara. JOKOWI dengan percaya diri mengatakan, bahwa dia (jika jadi presiden) akan berani menghentikan impor daging sapi. Menurut JOKOWI, Indonesia memiliki kemampuan untuk menciptakan swasembada daging yang sepenuhnya bergantung pada produksi dalam negeri. “Kita harus punya keberanian untuk beralih dari konsumsi ke produksi. Selama ini kita tidak berani berproduksi karena tidak ada kemauan,” kata JOKOWI di sela-sela blusukan di Pasar Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu, 29 Maret 2014. Selanjutnya JOKOWI berkata, “Indonesia tidak usah takut kekurangan pasokan karena ada peternakan dengan produksi sapi yang cukup di Nusa Tenggara. Karena itu, swasembada daging sapi bisa terwujud jika program ini dikerjakan secara serius. Bukan sesuatu yang sulit.”
Begitulah janji JOKOWI. Lalu, banyak diantara kita yang percaya dengan janji JOKOWI itu. Mereka bertepuk tangan mengelukan JOKOWI, sekaligus mencibirkan Anda dan partai Anda. Nah, sekarang, ketika JOKOWI mengimpor sapi, kami semua diam. Kami semua lupa akan janji JOKOWI dulu dalam kampanyenya. JOKOWI juga tak perlu memberikan pejelasan antara janjinya dengan realitas sekarang.
Saya, sebagai orang awam hanya bertanya, sebenarnya siapa sesungguhnyanya yang mafia sapi itu? Demikian saudaraku tersayang.
semoga ALLAAH SWT
senantiasa memberikan
kekuatan, kesabaran dan
ketabahan kepada anda dan
keluarga
INSYAA ALLAAH
dengan menerima
penuh kesabaran, ALLAAH SWT
akan memberikan pertolonganNYA
http://m.liputan6.com/news/read/2027900/ambil-rp-1-m-dari-indoguna-fathanah-saya-jual-nama-ustad-luthfi
http://m.hukumonline.com/berita/baca/lt5380ced290a24/mantan-ketua-ma-kritik-vonis-luthfi-hasan
Salam.
(M. Isfan Farabi)
Sumber
LUTHFI HASAN ISHAAQ
“siapa mafia sapi itu..?”
ASSALAMU'ALAIKUM
saudaraku tersayang, luthfi
saya menulis surat ini
untuk anda yang sedang dalam
lembaga pemasyarakatan (LP)
sukamiskin dibandung. namun
saya tidak tahu bagaimana
mengirim surat ini ke anda,
juga saya tentu tak bisa ke
bandung hanya untuk membawa
surat ini. sehingga lewat media ini
saya menulis.
saudaraku tersayang, luthfi,
saya tahu anda cukup tegar ketika
majelis hakim pengadilan tindak
pidana korupsi (TIPIKOR) jakarta
menyatakan anda terbukti secara
sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi dan tindak
pidana pencucian uang (TPPU)
secara bersama sama, sehigga
menjatuhkan pidana 16 tahun
penjara dan denda Rp 1 miliar
subsider 1 tahun kurungan penjara
kepada anda, pada senin (
9/12/2013). juga ketika majelis
kasasi mahkamah agung
memutuskan memperberat
hukuman hukum anda dari 16 tahun
menjadi 18 tahun penjara.
putusan itu juga dijatuhkan pada
senin (15/9/2014). meski begitu,
yang namanya dalam penjara, tetap
saja tidak mengenakkan. bersabarlah
saudaraku
saudaraku tersayang, luthfi
saya sebagai orang awam dalam
hukum sesungguhnya tidak pernah
mengerti tentang apa yang anda
korupsi. Pencucian uang seperti apa
yang Anda lalukan. Dan mengenai
mafia sapi yang media lemparkan
tuduhan itu kepada Anda itu, saya juga tak memahaminya. Ternyata juga,
saudaraku tersayang,
para pakar dan praktisi hukum di negeri ini juga sama tidak pahamnya dengan saya. Tapi sudahlah, Anda sekarang sudah di sana, di LP Sukamiskin.
saudaraku tersayang,
semua kita tahu, bahwa Anda dihukum berat karena masalah perizinan kuota impor sapi dan korupsi sebesar Rp. 1 milyar, yang tak pernah Anda menerima uang itu. Padahal, para koruptor lain yang divonis sebelum dan sesudah Anda dihukum teramat ringan, padahal uang negara yang mereka korup berpuluh lipat dari Anda. Malah, belakangan masyarakat hanya tahu, kalau Anda hanya “bermain” sapi. Partai yang Anda pernah menjadi ketua itu juga selalu dihina dan difitnah dengan semua yang berhubungan dengan sapi. Padahal sesungguhnya, Anda dan partai Anda itu tak pernah sedikitpun mengambil untung dari urusan negara yang berhubungan dengan sapi, apalagi sapi impor. Malah, ketika rekan Anda satu partai, Suswono, ketika menjadi menteri pertanian yang mengurusi pangan, telah bekerja keras sehingga negara ini bisa swasembada daging sapi dalam suatu masa.
Nah,
masalah impor sapi ini, saudaraku, saya ingin memberitahukan kepada Anda, bahwa pada Rabu (2/9) ini, telah berlabuh kapal dari Australia di Pelabuhan Tanjung Priok yang mengangkut 2.350 ekor sapi siap potong. Sapi-sapi itu nantinya akan berjumlah 50.000 ekor yang diimpor pemerintah melalui Perum Bulog.
saudaraku, Anda bisa jadi kaget mendengar berita ini. Kok bisa pemerintah mengimpor sapi?
Ya, saudaraku. Menurut Menteri Perdagangan (Mendag) yang baru Thomas Lembong –nah, Andapun pasti heran dengan nama ini bisa jadi menteri– mengatakan, kondisi impor daging sapi memang tidak normal maka kebijakan yang diambil mesti tidak biasa. “Kami akui bahwa impor daging sesuatu extra ordinary, di luar biasa, yang tidak lazim. Ini memang sementara keadaan darurat,” kata Mendag saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, di Jakarta, seperti ditulis Jumat (4/9/2015).
Sebelum kepastian impor sapi ini diambil pemerintah, pasokan daging sapi untuk kebutuhan masyarakat di negeri ini sempat berkurang, akibatnya harga daging melambung tinggi. Alhasil para pedagang pun mengambil pilihan untuk berhenti berdagang sementara sebagai protes atas keadaan itu. Karena itu, menurut pemerintah, opsi impor terpaksa diambil untuk meredam tingginya harga daging. Selain untuk menstabilkan harga daging, kebijakan impor perlu diambil pemerintah untuk menekan inflasi. “Kalau tidak, bisa-bisa inflasi pangan tak terkendali, kosekuensinya ke masalah kurs rupiah juga,” begitu kata meneteri Thomas.
Jadi jelas saudaraku, impor sapi potong ini tak lepas juga dari harga Rupiah yang makin merosot. O, ya, saudaraku, saat surat ini saya tulis, harga mata uang kita sudah berada di Rp. 14.000 per satu dolar USA. Tak usah mengusap dada saudaraku, karena pemerintah merasa tak pernah salah atas keterpurukan nilai Rupiah ini. Pemerintah sudah menunjuk hidung mereka yang bersalah, yakni krisis ekonomi Yunani dan krisis politik Korea.
saudaraku tersayang,
saya ingin mengakhiri surat ini, dengan memberitahukan kepada Anda, bahwa presiden kita yang sekarang, Pak Jokowi, pernah berjanji pada masa kampanyenya dahulu. Waktu itu Anda sudah dalam pernjara. JOKOWI dengan percaya diri mengatakan, bahwa dia (jika jadi presiden) akan berani menghentikan impor daging sapi. Menurut JOKOWI, Indonesia memiliki kemampuan untuk menciptakan swasembada daging yang sepenuhnya bergantung pada produksi dalam negeri. “Kita harus punya keberanian untuk beralih dari konsumsi ke produksi. Selama ini kita tidak berani berproduksi karena tidak ada kemauan,” kata JOKOWI di sela-sela blusukan di Pasar Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu, 29 Maret 2014. Selanjutnya JOKOWI berkata, “Indonesia tidak usah takut kekurangan pasokan karena ada peternakan dengan produksi sapi yang cukup di Nusa Tenggara. Karena itu, swasembada daging sapi bisa terwujud jika program ini dikerjakan secara serius. Bukan sesuatu yang sulit.”
Begitulah janji JOKOWI. Lalu, banyak diantara kita yang percaya dengan janji JOKOWI itu. Mereka bertepuk tangan mengelukan JOKOWI, sekaligus mencibirkan Anda dan partai Anda. Nah, sekarang, ketika JOKOWI mengimpor sapi, kami semua diam. Kami semua lupa akan janji JOKOWI dulu dalam kampanyenya. JOKOWI juga tak perlu memberikan pejelasan antara janjinya dengan realitas sekarang.
Saya, sebagai orang awam hanya bertanya, sebenarnya siapa sesungguhnyanya yang mafia sapi itu? Demikian saudaraku tersayang.
semoga ALLAAH SWT
senantiasa memberikan
kekuatan, kesabaran dan
ketabahan kepada anda dan
keluarga
INSYAA ALLAAH
dengan menerima
penuh kesabaran, ALLAAH SWT
akan memberikan pertolonganNYA
http://m.liputan6.com/news/read/2027900/ambil-rp-1-m-dari-indoguna-fathanah-saya-jual-nama-ustad-luthfi
http://m.hukumonline.com/berita/baca/lt5380ced290a24/mantan-ketua-ma-kritik-vonis-luthfi-hasan
Salam.
(M. Isfan Farabi)
Sumber
0 comments:
Post a Comment