Jejak karya Ridwan Kamil sebagai seorang aktivis lingkungan dan arsitek salah satunya ada di Epicentrum, Jakarta. Proyek taman sekaligus mengaktivasi sungai menjadi ruang publik itu itu dikerjakan Wali Kota Bandung itu bersama rekan lain satu timnya di tahun 2005.
Sebelum menduduki bangku nomor satu di kursi Pemkot Bandung, tangan pria yang akrab disapa Emil itu kerap mendesain bangunan-bangunan kelas internasional baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Yang berhubungan dengan sungai, selain terlibat dalam tim Epicentrum, pria yang hobi bersepeda ini juga pernah mengerjakan proyek subkontraktor dari Marina bay Waterfront Singapura.
“Itu karya yang dikerjakan waktu tahun 2005. Mulai dari tanah kosong, menjadi superblock, menjadi kawasan manusiawi. Visinya menjernihkan sungai,” ujar Emil beberapa waktu lalu.
Bisa dilihat di kawasan Rasuna Epicentrum, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan. Aliran kali dibendung dan disulap menjadi taman nan indah.
Tak ada bau menyengat khas sungai perkotaan di Indonesia, warnanya juga tak hijau dan tidak ada sampah yang mengambang. Air dialirkan melalui samping sungai yang dibendung. Bersama tim yang terdiri dari sekitar belasan orang, Emil menceritakan bahwa konsep bangunan tersebut dibuat tak hanya cantik dari sisi arsitektur juga dengan memerhatikan sejumlah aspek penunjang lainnya.
“Saya hanya bagian arsitektur bangunannya saja. Kalau airnya yang lain, saya kan bukan insyinyur sipil air. Ada juga ahli biologinya, ada sekitar 15 orang. Tapi pembahasan berbarengan bahwa sungai harus jernih, sisi sungainya harus manusiawi,” terang pria berkacamata ini.
Keberhasilan tim membuat taman sekaligus menjernihkan sungai di kawasan Epicentrum, membuat Emil optimistis wajah sungai di Bandung yang kebanyakan kotor, bau dan banyak sampah bisa menjadi cantik dan asri.
“Sangat mungkin bisa (sungai di Bandung dibuat seperti di Epicentrum), itu kan karya kita bersama. Kita buktikan di Cikapundung Babakan Siliwangi dan di Jembatan Opat,” ucapnya.
[ Forumhijau.com | FHI/rmol ]
Sebelum menduduki bangku nomor satu di kursi Pemkot Bandung, tangan pria yang akrab disapa Emil itu kerap mendesain bangunan-bangunan kelas internasional baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Yang berhubungan dengan sungai, selain terlibat dalam tim Epicentrum, pria yang hobi bersepeda ini juga pernah mengerjakan proyek subkontraktor dari Marina bay Waterfront Singapura.
“Itu karya yang dikerjakan waktu tahun 2005. Mulai dari tanah kosong, menjadi superblock, menjadi kawasan manusiawi. Visinya menjernihkan sungai,” ujar Emil beberapa waktu lalu.
Bisa dilihat di kawasan Rasuna Epicentrum, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan. Aliran kali dibendung dan disulap menjadi taman nan indah.
Tak ada bau menyengat khas sungai perkotaan di Indonesia, warnanya juga tak hijau dan tidak ada sampah yang mengambang. Air dialirkan melalui samping sungai yang dibendung. Bersama tim yang terdiri dari sekitar belasan orang, Emil menceritakan bahwa konsep bangunan tersebut dibuat tak hanya cantik dari sisi arsitektur juga dengan memerhatikan sejumlah aspek penunjang lainnya.
“Saya hanya bagian arsitektur bangunannya saja. Kalau airnya yang lain, saya kan bukan insyinyur sipil air. Ada juga ahli biologinya, ada sekitar 15 orang. Tapi pembahasan berbarengan bahwa sungai harus jernih, sisi sungainya harus manusiawi,” terang pria berkacamata ini.
Keberhasilan tim membuat taman sekaligus menjernihkan sungai di kawasan Epicentrum, membuat Emil optimistis wajah sungai di Bandung yang kebanyakan kotor, bau dan banyak sampah bisa menjadi cantik dan asri.
“Sangat mungkin bisa (sungai di Bandung dibuat seperti di Epicentrum), itu kan karya kita bersama. Kita buktikan di Cikapundung Babakan Siliwangi dan di Jembatan Opat,” ucapnya.
[ Forumhijau.com | FHI/rmol ]
0 comments:
Post a Comment