Pertemuan Ketua DPR Setya Novanto dalam kampanye Donald Trump bikin geger. Empat anggota DPR Fraksi PDIP yakni Adian Napitupulu, Diah Pitaloka, Budiman Soedjatmiko, dan Charles Honoris menyatakan, kemunculan Setya Novanto dalam kampanye Donald Trump merupakan suatu bentuk pelanggaran kode etik mereka sebagai anggota DPR.
"Dalam Pasal 292 mengenai kode etik disebutkan bahwa setiap anggota selama menjalankan tugasnya, untuk menjaga martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas DPR," kata Diah, dalam konferensi pers yang digelar pada 5 September 2015, di Bakoel Cafe, Cikini, Jakarta Pusat.
Menurut Diah, disebutkan dalam Pasal 1 sampai 6 pada Peraturan DPR Nomor 1 Tahun 2015, bahwa anggota DPR harus mengutamakan kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi, bahkan dilarang untuk menggunakan jabatannya untuk mencari keuntungan pribadi.
Setelah menghadiri forum ketua parlemen sedunia di New York, keduanya diajak untuk mengikuti deklarasi pengambilan sumpah kesetiaan Trump untuk kubu Partai Republik yang diadakan di Trump Tower. Padahal pertemuan dengan Donald Trump sendiri tidak termasuk ke dalam agenda resmi kunjungan mereka.
Dalam deklarasinya, pemilik yayasan Miss Universe itu memperkenalkan Fadli dan Setya ke publik sebagai teman dekat.
"Dia dan rombongannya ke sini untuk bertemu saya hari ini dan kami akan melakukan satu kegiatan besar untuk Amerika Serikat, begitukah?" kata Trump, saat memperkenalkan Setya.
"Yes," Setya menjawab. Trump melanjutkan pertanyaannya, "Apakah orang di Indonesia menyukai saya?" Setya menjawab singkat, "Ya, sangat. Terima kasih."
Tak hanya itu, Fadli Zon juga masih menyempatkan untuk berfoto selfie dengan calon Presiden Amerika dari kubu Republik tersebut.
Setya sebelumnya sudah membantah bahwa kehadirannya itu sebagai bentuk dukungan terhadap Donald Trump. Menurut dia, dirinya hadir atas undangan pengusaha pemilik jaringan hotel Trump itu. Dia juga mengatakan tidak mengetahui Trump akan menggelar konferensi pers setelah pertemuan dengannya. (tempo)
"Dalam Pasal 292 mengenai kode etik disebutkan bahwa setiap anggota selama menjalankan tugasnya, untuk menjaga martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas DPR," kata Diah, dalam konferensi pers yang digelar pada 5 September 2015, di Bakoel Cafe, Cikini, Jakarta Pusat.
Menurut Diah, disebutkan dalam Pasal 1 sampai 6 pada Peraturan DPR Nomor 1 Tahun 2015, bahwa anggota DPR harus mengutamakan kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi, bahkan dilarang untuk menggunakan jabatannya untuk mencari keuntungan pribadi.
Setelah menghadiri forum ketua parlemen sedunia di New York, keduanya diajak untuk mengikuti deklarasi pengambilan sumpah kesetiaan Trump untuk kubu Partai Republik yang diadakan di Trump Tower. Padahal pertemuan dengan Donald Trump sendiri tidak termasuk ke dalam agenda resmi kunjungan mereka.
Dalam deklarasinya, pemilik yayasan Miss Universe itu memperkenalkan Fadli dan Setya ke publik sebagai teman dekat.
"Dia dan rombongannya ke sini untuk bertemu saya hari ini dan kami akan melakukan satu kegiatan besar untuk Amerika Serikat, begitukah?" kata Trump, saat memperkenalkan Setya.
"Yes," Setya menjawab. Trump melanjutkan pertanyaannya, "Apakah orang di Indonesia menyukai saya?" Setya menjawab singkat, "Ya, sangat. Terima kasih."
Tak hanya itu, Fadli Zon juga masih menyempatkan untuk berfoto selfie dengan calon Presiden Amerika dari kubu Republik tersebut.
Setya sebelumnya sudah membantah bahwa kehadirannya itu sebagai bentuk dukungan terhadap Donald Trump. Menurut dia, dirinya hadir atas undangan pengusaha pemilik jaringan hotel Trump itu. Dia juga mengatakan tidak mengetahui Trump akan menggelar konferensi pers setelah pertemuan dengannya. (tempo)
0 comments:
Post a Comment