Namun, adegan bunuh diri tesebut bukan aksi betulan. Aksi berani itu hanyalah simulasi latihan penanganan kerusuhan menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah di Kalimantan Selatan. Berkat aksi yang berani itu, si anggota Brimob mendapatkan hadiah duit Rp 2 juta dari Kepala Polda Kalimantan Selatan Brigadir Jenderal Agung Budi Maryoto.
"Selama saya menjadi polisi, baru kali ini saya melihat ada aksi simulasi keamanan dengan menampilkan adegan bom bunuh diri," kata Agung Budi usai menggelar latihan bertajuk Mantap Praja Intan 2015. Menurut dia, butuh mental kuat untuk melakukan simulasi aksi bunuh diri. "Karena tubuh harus menahan daya ledak memakai rompi berlapis besi."
Aksi bunuh diri si Brimob hanya sebagian kecil dari adegan penanganan kerusuhan pilkada di Kalimantan Selatan. Polisi juga menggelar simulasi penyanderaan, peledakan bom di tengah kampanye, sabotase, dan kerusuhan anarkis. "Tapi saya yakin, penduduk Kalimantan Selatan semua rukun-rukun. Semoga tidak ada kerusuhan saat pilkada," ucap Agung Budi.
Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan akan menerjunkan sedikitnya 5.988 personil gabungan untuk mengamankan pilkada serentak pada 9 Desember 2015. Jumlah itu terdiri atas anggota polri sebanyak 5.228 dan TNI sebanyak 760 personil. "Semua daerah yang menggelar pilkada kondisi keamannya dinamis. Kami siaga saja,” kata Jenderal Agung Budi.
Tahun ini, Provinsi Kalimantan Selatan menggelar delapan pilkada serentak yang terbagi ke dalam pilkada di lima kabupaten, dua kota, dan satu tingkat provinsi. Pihaknya akan memberikan perhatian serius di setiap wilayah administrasi yang menggelar pilkada. "Kami minta juga peran serta aktif masyarakat ikut mengamankan pilkada," ujar Agung Budi. (tempo)
0 comments:
Post a Comment