Pengurus Besar Nahdlatul Ulama akan segera menggelar muktamar Sabtu (1/8) besok. Forum lima tahunan tersebut terfokus pada pemilihan dua jabatan kunci, yaitu ketua dewan syuro (rais aam) dan ketua umum.
Jelang pembukaan muktamar, lima tokoh NU dikabarkan akan maju ke pemilihan ketua umum, untuk menggantikan Said Aqil Siroj. Lima orang itu adalah pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH. Salahuddin Wahid alias Gus Solah, Dewan Pakar ASWAJA NU Center KH. Muhammad Idrus Ramli, Wakil Ketua PBNU Asad Said Ali, Muhammad Adnan mantan Ketua PWNU Jawa Tengah dan calon bertahan Said Aqil.
Dr. (H.C.) Ir. KH Salahuddin Wahid
KH Salahuddin Wahid atau biasa dipanggil Gus Solah lahir di Jombang, 11 September 1942. Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang ini adalah seorang aktivis, ulama, politisi, dan tokoh Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. Beliau merupakan putra dari pasangan KH Wahid Hasyim (ayah) dengan Sholehah (ibu), dan adik kandung dari mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Kakeknya adalah seorang ulama besar, Maha Guru para kiai Nusantara, sang pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Hadratusy Syaikh KH Hasyim Asy’ari.
Selama karir politiknya Gus Solah pernah menjadi anggota Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada masa awal reformasi 1998. Mantan Ketua Umum PBNU periode 1999-2004 ini juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komnas HAM. Bersama kandidat presiden Wiranto, ia mencalonkan diri sebagai kandidat wakil presiden pada pemilu presiden 2004. Langkahnya terhenti pada babak pertama, karena menempati urutan ketiga.
KH. Muhammad Idrus Ramli
KH. Muhammad Idrus Ramli, lahir di Jerreng Barat, Gugut, Rambipuji, Jember, 1 Juli 1975. Pada masa kecilnya belajar al- Qur’an, tajwid, dasar-dasar agama dan gramatika Arab kepada Kiai Nasyith di Pondok Pesantren Nashirul Ulum, selain menamatkan SDN Gugut I tahun 1986. Melanjutkan belajar ke Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan (1986-2004) dengan menamatkan Ibtidaiyah (1990), Tsanawiyah (1994) dan Aliyah (1997). Tahun 1994 ditugasi mengajar di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Darut Tauhid Injelan Panggung Sampang Madura. Tahun 2003 jalan-jalan ke Inggris dalam rangka studi komparatif.
Sejak mengajar di pesantren 1998, sering mengisi pelatihan kaderisasi Ahlussunnah Wal-Jama’ah yang disebut ANNAJAH (istilah ASWAJA di Pondok Pesantren Sidogiri). Setelah keluar dari pesantren sering mengisi acara acara seminar, halaqah dan pelatihan ASWAJA di beberapa cabang NU Jawa Timur dan Jawa Tengah. Aktif di diskusi dua bulanan Institut Pemikiran dan Peradaban Islam (INPAS) Surabaya.
Pengalaman organisasi Sekretaris LBM (Lembaga Bahsul Masail) PCNU Jember 2005-2010, Wakil Ketua LBM PCNU Jember 2010-2014, Ketua LTN PWNU Jawa Timur 2009-2013, Anggota LTN PWNU Jawa Timur 2008-2014, Dewan Pakar Aswaja Center PWNU Jawa Timur 2010-sekarang, Wakil Rais Syuriyah PCNU Kencong Jember 2014-Sekarang. Dan masih banyak lagi pengalaman-pengalaman lainnya yang sudah sangat cukup untuk dijadikan bekal menjadi ketua Tanfidziyah PBNU.
DR. As’ad Said Ali
KH As’ad Said Ali lahir di Kudus, Jawa Tengah, pada 19 Desember 1949. Alumnus Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak Jogjakarta dan Alumni Hubungan Internasional UGM ini masuk ke BAKIN (saat ini BIN/ Badan Intelejen Negara) sejak tahun 1982-1999. Sejak 2001 beliau menjabat sebagai Wakil Kepala BIN selama 9 tahun era Presiden Abdurahman Wahid, Presiden Megawati, dan Presiden SBY. Beliau sempat bertugas lama di Timur Tengah seperti Arab Saudi, Yordan, Syuriah, Lebanon, Eropa dan Amerika serikat.
Jejak karir As’ad Said Ali Aktif di BANOM NU seperti IPNU, PMII dan GP Ansor. Asad diminta oleh para Rais Aam, serta ulama sepuh NU mendampingi Said Agil Siraj sebagai Wakil Ketua Umum PBNU 2010-2015.
Muhammad Adnan
KH. Muhammad Adnan lahir di Semarang pada 16 Spetember 1960. Beliau adalah mantan Ketua PWNU Jawa Tengah yang kini menjabat sebagai Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah.
KH Muhammad Adnan bisa dibilang merupakan figur yang kurang terdengar bila dibandingkan dengan calon ketua umum yang lain. Tetapi kesederhanaannya dan pengalamannya dalam organisasi NU sebagai Ketua PWNU Jawa Tengah ini membuatnya didukung oleh sejumlah sesepuh NU seperti KH Dzikron Abdillah dan KH Achmad. Tidak hanya itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun mendukung Adnan untuk menjadi Ketua Umum PBNU mendatang.
Said Aqil Siradj, M.A.
KH. Said Aqil Siradj lahir di Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, pada 3 Juli 1953. Saat ini menjabat sebagai Ketua Umum (Tanfidziyah) Pengurus Besar Nahdlatul ‘Ulama (PBNU) periode 2010–2015.
Beliau adalah seorang akademisi yang mendapat gelar sarjana hingga doktor di Arab Saudi. Sekembalinya ke Tanah Air, KH Said ‘Aqil Siradj langsung mengajar di sejumlah perguruan tinggi dan pesantren. Beliau juga sempat duduk di bangku MPR RI.
Aqil remaja pernah terlibat aktif dalam organisasi ke-NU-an. Dia sempat menjabat Sekertaris PMII Rayon Krapyak Yogyakarta (1972-1974) hingga akhirnya, berbekal pengalaman mengantarkannya menjadi Ketua Umum PBNU 2010-2015.
Calon Rais ‘Amm
Sementara untuk calon Rais ‘Amm NU adalah para tokoh ulama sepuh yang kiprahnya sudah jama’ di ketahui seperti KH. Hasyim Muzadi, KH. Maemun Zubair, KH. Makruf Amin, KH. Mustofa Bisri, KH. Tolhah Hasan dan sederet tokoh lainnya.
Reportase Tim Media Muktamar NU Garis Lurus Dari Berbagai Sumber
Jelang pembukaan muktamar, lima tokoh NU dikabarkan akan maju ke pemilihan ketua umum, untuk menggantikan Said Aqil Siroj. Lima orang itu adalah pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH. Salahuddin Wahid alias Gus Solah, Dewan Pakar ASWAJA NU Center KH. Muhammad Idrus Ramli, Wakil Ketua PBNU Asad Said Ali, Muhammad Adnan mantan Ketua PWNU Jawa Tengah dan calon bertahan Said Aqil.
Dr. (H.C.) Ir. KH Salahuddin Wahid
KH Salahuddin Wahid atau biasa dipanggil Gus Solah lahir di Jombang, 11 September 1942. Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang ini adalah seorang aktivis, ulama, politisi, dan tokoh Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. Beliau merupakan putra dari pasangan KH Wahid Hasyim (ayah) dengan Sholehah (ibu), dan adik kandung dari mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Kakeknya adalah seorang ulama besar, Maha Guru para kiai Nusantara, sang pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Hadratusy Syaikh KH Hasyim Asy’ari.
Selama karir politiknya Gus Solah pernah menjadi anggota Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada masa awal reformasi 1998. Mantan Ketua Umum PBNU periode 1999-2004 ini juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komnas HAM. Bersama kandidat presiden Wiranto, ia mencalonkan diri sebagai kandidat wakil presiden pada pemilu presiden 2004. Langkahnya terhenti pada babak pertama, karena menempati urutan ketiga.
KH. Muhammad Idrus Ramli
KH. Muhammad Idrus Ramli, lahir di Jerreng Barat, Gugut, Rambipuji, Jember, 1 Juli 1975. Pada masa kecilnya belajar al- Qur’an, tajwid, dasar-dasar agama dan gramatika Arab kepada Kiai Nasyith di Pondok Pesantren Nashirul Ulum, selain menamatkan SDN Gugut I tahun 1986. Melanjutkan belajar ke Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan (1986-2004) dengan menamatkan Ibtidaiyah (1990), Tsanawiyah (1994) dan Aliyah (1997). Tahun 1994 ditugasi mengajar di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Darut Tauhid Injelan Panggung Sampang Madura. Tahun 2003 jalan-jalan ke Inggris dalam rangka studi komparatif.
Sejak mengajar di pesantren 1998, sering mengisi pelatihan kaderisasi Ahlussunnah Wal-Jama’ah yang disebut ANNAJAH (istilah ASWAJA di Pondok Pesantren Sidogiri). Setelah keluar dari pesantren sering mengisi acara acara seminar, halaqah dan pelatihan ASWAJA di beberapa cabang NU Jawa Timur dan Jawa Tengah. Aktif di diskusi dua bulanan Institut Pemikiran dan Peradaban Islam (INPAS) Surabaya.
Pengalaman organisasi Sekretaris LBM (Lembaga Bahsul Masail) PCNU Jember 2005-2010, Wakil Ketua LBM PCNU Jember 2010-2014, Ketua LTN PWNU Jawa Timur 2009-2013, Anggota LTN PWNU Jawa Timur 2008-2014, Dewan Pakar Aswaja Center PWNU Jawa Timur 2010-sekarang, Wakil Rais Syuriyah PCNU Kencong Jember 2014-Sekarang. Dan masih banyak lagi pengalaman-pengalaman lainnya yang sudah sangat cukup untuk dijadikan bekal menjadi ketua Tanfidziyah PBNU.
DR. As’ad Said Ali
KH As’ad Said Ali lahir di Kudus, Jawa Tengah, pada 19 Desember 1949. Alumnus Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak Jogjakarta dan Alumni Hubungan Internasional UGM ini masuk ke BAKIN (saat ini BIN/ Badan Intelejen Negara) sejak tahun 1982-1999. Sejak 2001 beliau menjabat sebagai Wakil Kepala BIN selama 9 tahun era Presiden Abdurahman Wahid, Presiden Megawati, dan Presiden SBY. Beliau sempat bertugas lama di Timur Tengah seperti Arab Saudi, Yordan, Syuriah, Lebanon, Eropa dan Amerika serikat.
Jejak karir As’ad Said Ali Aktif di BANOM NU seperti IPNU, PMII dan GP Ansor. Asad diminta oleh para Rais Aam, serta ulama sepuh NU mendampingi Said Agil Siraj sebagai Wakil Ketua Umum PBNU 2010-2015.
Muhammad Adnan
KH. Muhammad Adnan lahir di Semarang pada 16 Spetember 1960. Beliau adalah mantan Ketua PWNU Jawa Tengah yang kini menjabat sebagai Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah.
KH Muhammad Adnan bisa dibilang merupakan figur yang kurang terdengar bila dibandingkan dengan calon ketua umum yang lain. Tetapi kesederhanaannya dan pengalamannya dalam organisasi NU sebagai Ketua PWNU Jawa Tengah ini membuatnya didukung oleh sejumlah sesepuh NU seperti KH Dzikron Abdillah dan KH Achmad. Tidak hanya itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun mendukung Adnan untuk menjadi Ketua Umum PBNU mendatang.
Said Aqil Siradj, M.A.
KH. Said Aqil Siradj lahir di Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, pada 3 Juli 1953. Saat ini menjabat sebagai Ketua Umum (Tanfidziyah) Pengurus Besar Nahdlatul ‘Ulama (PBNU) periode 2010–2015.
Beliau adalah seorang akademisi yang mendapat gelar sarjana hingga doktor di Arab Saudi. Sekembalinya ke Tanah Air, KH Said ‘Aqil Siradj langsung mengajar di sejumlah perguruan tinggi dan pesantren. Beliau juga sempat duduk di bangku MPR RI.
Aqil remaja pernah terlibat aktif dalam organisasi ke-NU-an. Dia sempat menjabat Sekertaris PMII Rayon Krapyak Yogyakarta (1972-1974) hingga akhirnya, berbekal pengalaman mengantarkannya menjadi Ketua Umum PBNU 2010-2015.
Calon Rais ‘Amm
Sementara untuk calon Rais ‘Amm NU adalah para tokoh ulama sepuh yang kiprahnya sudah jama’ di ketahui seperti KH. Hasyim Muzadi, KH. Maemun Zubair, KH. Makruf Amin, KH. Mustofa Bisri, KH. Tolhah Hasan dan sederet tokoh lainnya.
Reportase Tim Media Muktamar NU Garis Lurus Dari Berbagai Sumber
0 comments:
Post a Comment