Direktur Eksekutif Bimata Politica Indonesia (BPI) Panji Nugraha mengatakan, penyebabnya adalah pemerintah Jokowi-JK tidak transparan soal perhitungan harga BBM dan menggunakan rumus hitungan yang tak relevan. Maka wajar saja para ekonom seperti Kwik Kian Gie dan Faisal Basri mengkritik keras pemerintahan Jokowi-JK karena salah menghitung penetapan harga BBM. Dimana faktanya minyak dunia turun, Shell dan Total menurunkan harga BBM-nya, tapi Pertamina justru sebaliknya.
“Kerugian Pemerintah seharusnya tidak dibebankan kepada rakyat, karena pada prinsipnya yang keliru adalah pemerintah sendiri. Saat ini harga bahan pokok belum stabil toh sekarang rakyat yang kembali kena imbasnya. Ini ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, kasian rakyat seperti ditindas bangsa sendiri,” tegas Panji.
Panji lanjut menjelaskan, pemerintah sebaiknya transparan dan jangan sampai melakukan pembodohan publik mengenai hitungan harga BBM. “Saya sarankan DPR mengakhiri penderitaan rakyat jangan hanya bicara saja. Panggil pemerintah untuk menjelaskan perhitungan harga BBM dan panggil pula ekonom seperti Kwik dan Faisal Basri agar jelas, DPR jangan hanya mengatasnamakan rakyat saja tapi tak bertindak untuk membela kepentingan rakyat,” tutup Panji. [pribuminews]
0 comments:
Post a Comment