Mozilla selaku pengembang aplikasi peramban (browser) Firefox menyatakan ketidaksukaannya pada Microsoft yang menjadikan Edge sebagai peramban pilihan secara otomatis (default) di sistem operasi Windows 10.
Kekecewaan ini disampaikan CEO Mozilla Chris Beard dalam surat terbuka kepada CEO Microsoft Satya Nadella. Ia menyebut langkah Microsoft ini sebagai "gerakan agresif yang mengesampingkan pilihan pengguna."
"Proses pembaruan (sistem operasi-red) sekarang tampaknya sengaja dirancang untuk membuang pilihan pengguna atas pengalaman Internet yang mereka inginkan, dan menggantinya dengan pengalaman Internet dari Microsoft," tulisnya.
Beard menyebut aplikasi peramban Microsoft "membingungkan, sulit untuk dinavigasi, dan mudah untuk menyesatkan."
Baca juga: Adobe Flash Diblokir Sementara karena Isu Keamanan
Surat terbuka ini menunjukkan sikap Mozilla yang menginginkan lebih banyak pengguna dari perangkat yang menjalankan Windows 10.
Microsoft sendiri menanggapi surat terbuka itu dan mengatakan mereka tetap memberi pilihan kepada pengguna untuk menentukan aplikasi peramban default.
"Selama pembaruan, konsumen memiliki pilihan untuk mengatur aplikasi default, termasuk untuk peramban web. Setelah pembaruan, mereka dapat dengan mudah memilih peramban default," kata juru bicara Microsoft seperti dikutip dari CNet, Jumat (31/7).
Menurut sebuah studi pada Juni 2015 yang mencatat lalu lintas Internet, lembaga Net Applications mengatakan bahwa Firefox berada di peringkat ketiga peramban pilihan pengguna dengan pangsa pasar 12 persen, dibandingkan dengan Internet Explorer milik Microsoft sebesar 58,1 persen, dan Google Chrome sebesar 27,2 persen.
Edge sendiri merupakan peramban baru Microsoft yang menggantikan Internet Explorer di Windows 10. Tetapi Microsoft masih mempertahankan Internet Explorer versi 11 pada Windows 10 edisi Enterprise yang ditujukan kepada segmen korporasi.
Langkah ini dilakukan karena Microsoft memandang masih ada korporasi yang merancang aplikasi untuk berjalan optimal di peramban Internet Explorer. Mereka khawatir aplikasi korporasi ini tidak berjalan optimal di Edge.
CNN Indonesia
Kekecewaan ini disampaikan CEO Mozilla Chris Beard dalam surat terbuka kepada CEO Microsoft Satya Nadella. Ia menyebut langkah Microsoft ini sebagai "gerakan agresif yang mengesampingkan pilihan pengguna."
"Proses pembaruan (sistem operasi-red) sekarang tampaknya sengaja dirancang untuk membuang pilihan pengguna atas pengalaman Internet yang mereka inginkan, dan menggantinya dengan pengalaman Internet dari Microsoft," tulisnya.
Beard menyebut aplikasi peramban Microsoft "membingungkan, sulit untuk dinavigasi, dan mudah untuk menyesatkan."
Baca juga: Adobe Flash Diblokir Sementara karena Isu Keamanan
Surat terbuka ini menunjukkan sikap Mozilla yang menginginkan lebih banyak pengguna dari perangkat yang menjalankan Windows 10.
Microsoft sendiri menanggapi surat terbuka itu dan mengatakan mereka tetap memberi pilihan kepada pengguna untuk menentukan aplikasi peramban default.
"Selama pembaruan, konsumen memiliki pilihan untuk mengatur aplikasi default, termasuk untuk peramban web. Setelah pembaruan, mereka dapat dengan mudah memilih peramban default," kata juru bicara Microsoft seperti dikutip dari CNet, Jumat (31/7).
Menurut sebuah studi pada Juni 2015 yang mencatat lalu lintas Internet, lembaga Net Applications mengatakan bahwa Firefox berada di peringkat ketiga peramban pilihan pengguna dengan pangsa pasar 12 persen, dibandingkan dengan Internet Explorer milik Microsoft sebesar 58,1 persen, dan Google Chrome sebesar 27,2 persen.
Edge sendiri merupakan peramban baru Microsoft yang menggantikan Internet Explorer di Windows 10. Tetapi Microsoft masih mempertahankan Internet Explorer versi 11 pada Windows 10 edisi Enterprise yang ditujukan kepada segmen korporasi.
Langkah ini dilakukan karena Microsoft memandang masih ada korporasi yang merancang aplikasi untuk berjalan optimal di peramban Internet Explorer. Mereka khawatir aplikasi korporasi ini tidak berjalan optimal di Edge.
CNN Indonesia
0 comments:
Post a Comment