Psikolog Jonathan Haidt adalah pelopor dalam studi 'jijik' sebagai motivator dari penilaian moral .
Dalam beberapa percobaan awal, ia meminta individu untuk mengevaluasi etika situasi yang menjengkelkan meskipun mereka tidak melibatkan penderitaan atau situasi yang membahayakan dalam percobaan tersebut.
Salah satu skenarionya ialah makan hewan peliharaan.
Seekor anjing keluarga ditabrak hingga tewas oleh mobil di depan rumah mereka .
Mereka telah mendengar bahwa daging anjing lezat sehingga mereka memotong tubuh anjing tersebut dan menghidangkannya untuk makan malam .
Haidt kemudian mengumpulkan angket, dengan pertanyaan apakah tidak apa-apa bagi seseorang untuk makan hewan peliharaan mereka yang mati, dan mereka diminta menjelaskan logika di balik jawaban mereka .
"Ketika saya mengajukan skenario ini untuk saya dan mahasiswa psikologi universitas , hampir semua dari mereka menyimpulkan bahwa itu tindakah yang salah bagi sebuah keluarga yang makan anjing mereka yang telah meninggal .
Dan seperti kebanyakan orang Amerika menganggap hewan peliharaan mereka sebagai anggota keluarga , memakan anjing peliharaan tampaknya dekat dengan kanibalisme," tuturnya.
Penelitian ini menggambarkan beberapa aspek umum anthrozoology, yaitu ilmu baru tentang hubungan manusia-hewan.
Pertama, keyakinan umum bahwa orang tidak pernah makan hewan peliharaan mereka tidak benar.
Jajak pendapat publik melaporkan bahwa antara 75% dan 95% dari pemilik hewan peliharaan di Amerika memikirkan anjing mereka sebagai anggota keluarga.
Kedua, seperti yang saya jelaskan dalam artikel ini, ketika datang ke sikap kita terhadap binatang, budaya seringkali lebih penting daripada biologi.
Dalam bukunya Cat Sense, John Bradshaw menunjukkan bagaimana sikap terhadap hewan peliharaan seperti anjing dan kucing sangat berbeda antara masyarakat dan dapat berubah dengan cepat.
Di Mesir kuno, kucing didewakan, pada Abad Pertengahan.
Sekarang kita dapat menambahkan "beberapa yang kita makan" ke dalam daftar
Memang, satu juta kucing dikonsumsi setiap tahun di Asia.
Di bagian Afrika, makan daging kucing dikaitkan dengan keberuntungan, dan di beberapa daerah pedesaan di Swiss kucing disajikan untuk makan malam Natal.
Ketiga, makan hewan dapat berisiko.
Para peneliti menunjukkan bahwa daging kucing berpotensi berbahaya seperti kucing sering terinfeksi toksoplasmosis dan penyakit menular lainnya.
Mereka berpendapat bahwa para pejabat kesehatan masyarakat di Madagaskar harus mencegah konsumsi kucing yang telah meninggal karena sebab alamiah. (Mirror)
Dalam beberapa percobaan awal, ia meminta individu untuk mengevaluasi etika situasi yang menjengkelkan meskipun mereka tidak melibatkan penderitaan atau situasi yang membahayakan dalam percobaan tersebut.
Salah satu skenarionya ialah makan hewan peliharaan.
Seekor anjing keluarga ditabrak hingga tewas oleh mobil di depan rumah mereka .
Mereka telah mendengar bahwa daging anjing lezat sehingga mereka memotong tubuh anjing tersebut dan menghidangkannya untuk makan malam .
Haidt kemudian mengumpulkan angket, dengan pertanyaan apakah tidak apa-apa bagi seseorang untuk makan hewan peliharaan mereka yang mati, dan mereka diminta menjelaskan logika di balik jawaban mereka .
"Ketika saya mengajukan skenario ini untuk saya dan mahasiswa psikologi universitas , hampir semua dari mereka menyimpulkan bahwa itu tindakah yang salah bagi sebuah keluarga yang makan anjing mereka yang telah meninggal .
Dan seperti kebanyakan orang Amerika menganggap hewan peliharaan mereka sebagai anggota keluarga , memakan anjing peliharaan tampaknya dekat dengan kanibalisme," tuturnya.
Penelitian ini menggambarkan beberapa aspek umum anthrozoology, yaitu ilmu baru tentang hubungan manusia-hewan.
Pertama, keyakinan umum bahwa orang tidak pernah makan hewan peliharaan mereka tidak benar.
Jajak pendapat publik melaporkan bahwa antara 75% dan 95% dari pemilik hewan peliharaan di Amerika memikirkan anjing mereka sebagai anggota keluarga.
Kedua, seperti yang saya jelaskan dalam artikel ini, ketika datang ke sikap kita terhadap binatang, budaya seringkali lebih penting daripada biologi.
Dalam bukunya Cat Sense, John Bradshaw menunjukkan bagaimana sikap terhadap hewan peliharaan seperti anjing dan kucing sangat berbeda antara masyarakat dan dapat berubah dengan cepat.
Di Mesir kuno, kucing didewakan, pada Abad Pertengahan.
Sekarang kita dapat menambahkan "beberapa yang kita makan" ke dalam daftar
Memang, satu juta kucing dikonsumsi setiap tahun di Asia.
Di bagian Afrika, makan daging kucing dikaitkan dengan keberuntungan, dan di beberapa daerah pedesaan di Swiss kucing disajikan untuk makan malam Natal.
Ketiga, makan hewan dapat berisiko.
Para peneliti menunjukkan bahwa daging kucing berpotensi berbahaya seperti kucing sering terinfeksi toksoplasmosis dan penyakit menular lainnya.
Mereka berpendapat bahwa para pejabat kesehatan masyarakat di Madagaskar harus mencegah konsumsi kucing yang telah meninggal karena sebab alamiah. (Mirror)
0 comments:
Post a Comment