Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyemprot penyelenggara Jakarta Book & Education Fair, yang digelar di parkir timur Plaza Senayan, Jakarta Pusat, lantaran harga buku lebih mahal.
“Mungkin mereka pikir kita paksa orang untuk beli di sini. Namanya pameran mestinya 20 hingga 30 persen lebih murah dari harga pasar, ini malah lebih mahal,” ujar Ahok saat mengunjungi lokasi pameran, Senin (27/7/2015).
Mantan Bupati Belitung Timur itu menambahkan, pihaknya telah berkomunikasi dengan paenyelenggara, Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) sejak setahun silam. Namun, ia kesal lantaran menemui kenyataan bahwa panitia tidak bisa memberikan harga yang lebih murah. Bahkan, ia menuding panitia mau mengais keuntungan dari orang tidak mampu. Terlebih untuk beberapa barang diberikan sekian hari kemudian setelah mereka menerima nota pembelian.
“Kita sudah bicara panjang lebar, kalau anak-anak beli di toko biasa, tidak bisa simpan tabungan. Ini bohong, harga buku lebih mahal. Bohong, ini kurang ajar,” ketusnya.
Suami Veronica Tan tersebut mencontohkan, pulpen misalnya, di luar dijual seharga Rp30 ribu per kotak. Namun, di pameran tersebut dijual Rp40 ribu. Lalu buku tulis kampus yang biasa dijual Rp37 ribu, justru dijajakan Rp42 ribu di pameran.
“Tas juga kurang ajar. Di Tanah Abang Rp75 ribu dapat, di sini Rp175 ribu. Saya sudah intruksikan ke kasudin pendidikan, tidak perlu lagi anak-anak datang ke sini lagi belanja,” tegasnya.
Dalam sambutannya, Ahok yang dijadwalkan membuka pameran, justru tidak mengeluarkan peryataan simbolik yang meresmikan ajang tahunan itu. Sebaliknya, ia mengaku bukan sebagai politikus yang takut ketika berbicara buka-bukaan.
“Saya bukan politikus, saya ngomong gini kalau tidak mau pilih saya lagi (di Pilgub-red) tidak masalah. Saya tidak pernah takut, tidak usah pilih saya kalau ada yang lebih baik,” pungkasnya. (awl)
0 comments:
Post a Comment