PIHAK China telah menyatakan ketidakpuasan atas keputusan poemerintah Turki dalam menerima 174 Muslim Uighur yang melarikan diri dari negaranya. Muslim Uighur melarikan diri ke Turki setelah China melarang mereka untuk menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan. Demikian dilansir Press Tv, Jum’at (3/4/2015).
Kementerian Luar Negeri China menyatakan bahwa pihaknya mengaku menyesal atas laporan etnis Uighur yang sekarang ini sudah berada di kota Kayseri, Turki. Hampir 250 kaum Muslim Uighur melarikan diri dari China dan ditahan di kamp-kamp Thailand.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan bahwa negaranya menentang setiap tindakan yang membantu dan bersekongkol, atau bahkan mendukung migrasi ilegal.
Sementara itu, pada hari Kamis sebelumnya, sebuah serangan terjadi di sebuah restoran China di Kota Istanbul, Turki. Para penyerang dilaporkan memecah jendela restoran dan mendesak agar restoran tersebut segera ditutup. Enam orang penyerang menuntut bahwa pemilik restoran dan seluruh stafnya harus meninggalkan lingkungan Istanbul.
Kelompok-kelompok HAM juga telah lama mengeluhkan kebijakan China yang menyebabkan ketegangan etnis di Xinjiang, di mana bentrokan antara pasukan pemerintah dan penduduk setempat telah menyebabkan ratusan orang tewas selama beberapa tahun terakhir.
Muslim di Turki memiliki hubungan budaya dan etnis yang dekat dengan Muslim Uighur di China. [ry/islampos]
0 comments:
Post a Comment