Di saat umat Islam sedang menjalankan ibadah puasa pada hari pertama, Kamis (18/6) siang, digemparkan dengan kejadian tewasnya lima orang.
Itu terjadi sehabis mereka menggelar pesta miras bersama sembilan orang rekannya, satu di antaranya perempuan, yang jadi bandarnya.
Lima korban tewas adalah Sunoto (38), dan Luki Trianto, keduanya warga Lingkungan Jati, Kelurahan Sentul, Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar, Parman (45), warga Desa Papungan, Kecamatan Kanigoro, Kab Blitar, Dani Nur Cahyo (29), warga Desa Kuningan, Kecamatan Kanigoro, dan Bambang (38), warga Kelurahan/Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar.
Mereka tewas di rumah sakit, setelah diduga keracunan miras oplosan yang ditenggaknya, Selasa (16/6) siang. Seperti korban Sunoto, Luki, Parman, dan Dani, tewas di RSUD Mardi Waluyo, Rabu (17/6) kemarin.
Sedang Bambang tewas di RSUD Ngudi Waluyo, Wlingi, Kamis (18/6) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.
"Yang meninggal pertama kali adalah Sunoto, baru disusul Luki, Dani, dan Parman. Mereka meninggal dalam seharian itu. Sehari kemudian, atau tadi pagi, disusul satu korban lagi meninggal dunia (Bambang)," kata AKBP Yosi Runtukahu SH, Kapolres Blitar Kota, Kamis (18/6).
Menurutnya, sebelum menghembuskan nafas terakhir, semua korbannya mengalami sesak nafas, dengan muka merah kehitaman. Mereka itu diduga keracunan miras oplosan.
Sementara, empat korban selamat adalah Agus Nur Cahyo (33), yang tak lain tetangga Sunoto, Siti Khalimah (27), warga Lingkungan Kedawung, Desa Penataran, Kecamatan Ngelegok, Marwoto (52), dan Sugeng (48), keduanya warga Lingkungan Ngerobyong, Desa Jiwut, Kecamatan Ngelegok.
"Dari empat korban selamat itu, hanya Agus yang sempat dirawat di puskesmas Panggung karena sempat muntah-muntah," ungkapnya.
Dijelaskan Yossy, pesta miras itu berlangsung seharian di rumah Sunoto, Selasa (16/6) kemarin.
Itu dimulai pagi pukul 10.00 WIB dan baru berakhir malam sekitar pukul 21.00 WIB karena mirasnya habis. Pesta itu diikuti sembilan orang, satu di antaranya perempuan.
"Katanya, nggak ada acara khusus, meski istrinya lagi hamil tua. Itu hanya kumpul biasa dan berlangsung di teras rumah Sunoto," paparnya.
Yang membelikan arak adalah Bambang. Selanjutnya, arak jowo (arjo) itu dioplos dengan minuman lainnya, seperti suplemen.
"Untuk jenis campurannya, itu masih kami selidiki, apakah ada bahan yang berbahaya," paparnya.
Setelah pesta miras berakhir, mereka membubarkan diri dan pulang ke rumahnya masing-masing. Namun, selang beberapa jam kemudian, Sunoto dan Bambang, merasakan kepalanya berat dan dadanya sesak.
Karena kian sakit nyeri pada dadanya, akhirnya keduanya dibawa ke Puskesmas Tanggung, baru kemudian dirujuk ke RSUD Mardi Waluyo.
Namun, karena pasien di Mardi Waluyo, penuh sehingga Bambang dirujuk ke Ngudi Waluyo, Wlingi.
"Gejala awalnya, kepalanya berat dan pening, dan disertai dadanya panas serta sesak nafas. Bahkan, mulai dada hingga wajahnya, terlihat memerah kehitaman," ungkapnya[tribunnews]
0 comments:
Post a Comment