Kesalahan tempat lahir proklamator kemerdekaan Indonesia, Soekarno dalam pidato Presiden Jokowi dinilai Fadli Zon adalah kesalahan fatal. Menurutnya kesalahan tersebut harus menjadi warning pada SOP pembuatan pidato Presiden.
Dia pun membandingkan mekanisme pembuatan pidato di pemerintahan Presiden Jokowi dengan di era pemerintahan Presiden Soeharto. Menurutnya di zaman Soeharto, pembuatan pidato harus melalui melalui tiga saringan.
"Zaman Pak Harto dulu, itu ada staf memberikan itu ke sekretariat, dari sekretariat ke bagian pembuatan pidato, kemudian Mensesneg, baru kemudian Presiden," katanya saat ditemui seusai kunjungan di DPRD DIY, Jumat (5/6).
Tidak selesai di situ, menurutnya Presiden juga harus melakukan koreksi terlebih dahulu dan tidak dibacakan begitu saja.
"Presiden pun juga harusnya kemudian mengoreksi lagi, tidak dimakan bulat-bulat, tidak dari seorang memberikan kertas lalu dimakan bulat-bulat. itu bahaya," ujarnya.
Dia pun mengingatkan jika ucapan Presiden bisa berdampak luas, sehingga jika terjadi kesalahan bisa menjadi sangat fatal. Oleh karena itu dia meminta Mensesneg, Pratikno untuk membenahi mekanisme internal.
"Ini warning, jadikan momentum perbaikan SOP dalam tubuh kepresidenan, fungsikanlah Setneg secara proporsional," tandasnya.
[hhw]
0 comments:
Post a Comment