KPAI kecewa dengan munculnya balita diajari merokok yang beberapa hari terakhir menghebohkan netizen di sosial media.
Namun, Komisi Perlindungan Anak Indonesia( KPAI) masih belum bisa menindak kasus tersebut karena belum mendapatkan identitas orangtua anak itu.
"Saat ini kami baru mendapat laporan fotonya semata, bila ada yang mengenal orangtua anak tersebut tolong segera informasikan ke KPAI. Penting sekali untuk diingat bahwa anak-anak itu bukan pelaku utama, dia hanya meniru dan dia akan belajar perilaku-perilaku buruk itu dari orang tuanya. Artinya adalah anak itu tidak akan bisa apa-apa kalau orangtuanya tidak memberi contoh," kata komisioner KPAI Rita Pranawita pada Kompas.com, Selasa (16/6/2105) sore.
Menurut Rita, orangtua balita merokok itu bisa disasar pada tindak pidana karena tidak mengasuh anaknya dengan benar. Orangtua anak tersebut juga bisa dituduh melakukan kejahatan cyber karena menyebarkan foto anaknya yang merokok ke jejaring sosial.
"Dalam konteks ini bisa diberlakukan pasal pidana perlakuan salah, karena orangtua memberikan suatu contoh yang tidak baik seperti merokok. Juga tergolong cyber crime karena orangtuanya menyebarkan foto-foto tersebut di media sosial," kata Rita.
Pasal perlakukan salah yang dimaksud dalam hal ini adalah pasal nomor 76 dan 77 yang terdapat dalam Undang Undang nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
Pasal tersebut mengatur larangan pada orangtua untuk melibatkan anak dalam situasi perlakuan salah dan penyalahgunaan zat adiktif
Bila melanggar, orangtua akan dipidana dengan hukuman penjara paling lama lima tahun dan denda paling banyak Rp 100 juta.
Foto balita sedang merokok itu ramai diperbincangkan netizen sejak Senin (15/6/2015) kemarin.
Dari foto yang diunggah ke Facebook itu tampak seorang perempuan yang diduga sebagai ibu balita itu tengah memantikkan api pada rokok yang sedang berada di mulut anak kecil itu. (tn,rn)
0 comments:
Post a Comment