Gantung Diri, Ilustrasi |
Korban yang juga sebagai ketua RW Kelurahan Tamarunan Kecamatan Mariso, ditemukan tergantung dengan menggunakan tali nilon warna biru dan dibawahnya terdapat sebuah kursi. Korban ditemukan sudah dalam kondisi tak bernyawa.
Polisi menduga Muchsin mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Polisi tidak menemukan luka kekerasan di tubuh korban.
"Dugaan sementara bunuh diri, karena kami tidak temukan tanda-tanda kekerasan," kata Kapolsek Mariso Kompol Syahrul.
Syahrul mengatakan di tubuh korban tepatnya di saku celananya ditemukan surat wasiat yang bertuliskan sebuah pesan kepada istrinya.
Bunyi pesannya "Jangan diotopsi karena kemauan ku dan meminta utang-utangku dibayarkan".
Syahrul mengatakan jasad Muchsin pertama kali ditemukan oleh istrinya Husnia.
Awalnya, setelah Salat Jumat sekitar pukul 13.00 Wita, istrinya mencari korban di masjid tempat biasanya korban salat Jumat yang tidak jauh dari rumahnya. Namun korban tidak ditemukan.
Husnia lalu kembali ke rumahnya. Dia melanjutkan pencarian di lantai dua. Disitulah dia menemukan suaminya dalam keadaan tergantung di ruang bekas dapur.
"Kami sebenarnya baru tahu setelah di rumah sakit. Saat itu istrinya langsung melarikan korban ke ke Rumah Sakit Bhayangkara," jelas Syahrul.
Syahrul mengaku sempat tak percaya dengan cara kematian Muchsin. Sebab Kapolsek mengaku kenal dengan almarhum yang juga menjabat sebagai Ketua RW di kelurahan tempatnya berdomisili di Kecamatan Mariso.
Di mata Kapolsek Mariso, Mucsin merupakan sosok pribadi yang baik dan bermasyarakat.
Sumber : Tribun
0 comments:
Post a Comment